SPN News – Belum ada tanda-tanda badai PHK akan mereda pada 2024. Bahkan, belum berakhir bulan Januari, sejumlah perusahaan teknologi besar di dunia dan Indonesia telah mengumumkan rencana PHK.

Salah satu yang paling menyita perhatian adalah Google. Perusahaan raksasa teknologi ini mengumumkan akan memangkas sekitar 1.000 karyawannya, terutama dari divisi engineering, layanan, dan Google Assistant.

“Kami memiliki tujuan yang ambisius dan kami akan berinvestasi pada prioritas terbesar tahun ini,” kata CEO Google Sundar Pichai dalam sebuah memo kepada karyawan.

Tak hanya Google, sejumlah perusahaan teknologi besar lainnya juga melakukan langkah serupa. TikTok mengumumkan akan mengurangi 60 karyawannya, eBay akan memangkas 1.000 karyawannya, dan Riot Games akan memecat 530 karyawannya atau 11% dari seluruh perusahaan.

Di Indonesia, startup fintech Xendit juga mengumumkan akan melakukan PHK. Namun, perusahaan tidak menyebutkan berapa jumlah karyawan yang terdampak.

PHK yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan teknologi besar ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pekerja. Hal ini karena PHK dapat menyebabkan pengangguran dan kesulitan ekonomi.

Selain itu, PHK juga dapat berdampak negatif pada perekonomian secara keseluruhan. Hal ini karena PHK dapat mengurangi daya beli masyarakat dan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga:  KEMENPERIN DIKRITIK KARENA MENGIJINKAN PERUSAHAAN BEROPERASI SAAT PSBB

Perusahaan Teknologi Tunda Perekrutan

Tak hanya PHK, sejumlah perusahaan teknologi juga mulai menunda perekrutan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya dan memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya.

Salah satu perusahaan teknologi yang menunda perekrutan adalah Meta. Perusahaan induk Facebook ini mengumumkan akan menunda perekrutan karyawan baru hingga akhir tahun 2023.

Perusahaan teknologi lainnya yang menunda perekrutan adalah Twitter. Perusahaan media sosial ini mengumumkan akan menunda perekrutan karyawan baru hingga tahun 2024.

Penundaan perekrutan oleh sejumlah perusahaan teknologi ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian global saat ini sedang tidak stabil. Hal ini dapat menyebabkan penurunan investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Apa yang Menyebabkan PHK dan Penundaan Perekrutan?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan PHK dan penundaan perekrutan oleh perusahaan teknologi. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Kenaikan inflasi. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan biaya operasional perusahaan meningkat. Hal ini dapat memaksa perusahaan untuk memangkas biaya, termasuk dengan mengurangi jumlah karyawan.
  • Risiko resesi. Ada kekhawatiran bahwa ekonomi global akan mengalami resesi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan produk dan jasa, yang dapat berdampak negatif pada bisnis perusahaan teknologi.
  • Persaingan yang ketat. Industri teknologi saat ini sangat kompetitif. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan teknologi harus terus berinovasi untuk tetap bersaing. Hal ini dapat menyebabkan biaya operasional perusahaan meningkat.
Baca juga:  PESERTA BPJS KESEHATAN MASIH SUSAH MENDAPATKAN AKSES

Apa yang Harus Dilakukan Pekerja?

PHK dan penundaan perekrutan yang dilakukan oleh perusahaan teknologi dapat menjadi tantangan bagi para pekerja. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pekerja untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan ini, antara lain:

  • Perbarui keterampilan. Pekerja perlu terus memperbarui keterampilannya agar tetap relevan di dunia kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan atau kursus online.
  • Membangun jaringan. Pekerja perlu membangun jaringan dengan orang-orang di industrinya. Hal ini dapat membantunya mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan dan peluang karier lainnya.
  • Bersikap positif. PHK dapat menjadi pengalaman yang sulit bagi pekerja. Namun, penting untuk tetap bersikap positif dan fokus pada masa depan.

SN-01/Berbagai Sumber