​(SPN News) Bagi setiap orang Islam puasa adalah hal yang wajib dilaksanakan selama Bulan Ramadhan. Namun ketika menjalani puasa Ramadhan ada beberapa pemahaman keliru yang berkembang.

Puasa bulan Ramadhan tidak serta merta menurunkan berat badan atau membantu menurunkan berat badan. Sarapan pada  umumnya memulai metabolisme dengan membantu membakar lemak lebih cepat, sedangkan puasa mengurangi asupan kalori secara keseluruhan dan memberi tahu tubuh bahwa kalori yang diserap kurang dari yang dibutuhkan. Hal itu mendorong tubuh untuk memperlambat metabolisme dan menghemat energi agar tetap efisien, mengaktifkan mekanisme perlindungan alami tubuh untuk melawan rasa lapar. Puasa Ramadhan memperlambat laju pembakaran kalori, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan apabila diet Anda banyak gula, lemak dan asupan kalorinya melebihi kebutuhan kalori harian.

Makan sahur seharusnya tidak perlu makan makanan yang berat. Makan besar yang penuh dengan kalori dan lemak sebagai santap sahur tidak dapat mengimbangi energi yang hilang selama waktu puasa Ramadhan. Salah satu hal yang terpenting selama sahur adalah tidak mengonsumsi makanan yang digoreng dan makanan yang mengandung kadar garam tinggi untuk mencegah kehausan yang berlebihan ketika menjalani puasa. Bahkan apabila kita makan lebih banyak dari biasanya, ada kecenderungan untuk merasa lemas atau kurang energi ketika berpuasa. Kunci untuk bertahan puasa selama seharian adalah makan makanan yang tepat. Sahur harus diimbangi dengan karbohodrat,protein, dan lemak baik, yaitu telur dadar dengan sayuran dan irisan roti ditambah dengan sayuran hijau atau sedikit alpukat,” kata Riham kepada Arabian Bisnis.

Baca juga:  JULI 2021 GIANT TUTUP SEMUA GERAI

Puasa tidak membantu tubuh mengeluarkan racun-racun karena sebenarnya makanan tidak memproduksi racun di tubuh. Yang terjadi ketika kita makan tidak sehat adalah terjadinya stres oksidatif. Stres oksidafit adalah kondisi di mana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya. Akibatnya menimbulkan kerusakan sel maupun organ yang lebih banyak. Baik puasa atau tidak, kita perlu membatasi makanan yang tidak sehat dan menjaga diet kaya antioksidan. Hal ini dapat membantu melawan radikal bebas yang menyebabkan penyakit. Pastikan mengonsumsi makanan seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian, salmon, alpukat. Puasa Ramadhan saja tidak cukup untuk mengeluarkan toksin, tapi harus disertai dengan makanan sehat dan seimbang.

Baca juga:  PENDIDIKAN DAN KONSOLIDASI SPN SIDOARJO

Berolahraga saat puasa Ramadan aman jika telah terbiasa berolahraga dengan perut kosong. Satu-satunya masalah dengan berolahraga saat berpuasa adalah tubuh tidak menerima energi dari makanan. Hal yang mungkin terjadi ketika berolahraga saat berpuasa adalah penipisan otot sehingga membuat energi yang sudah disimpan di kantong otot berperan sebagai glikogen. Jika perlu berolahraga saat berpuasa, kita bisa melakukannya langsung sebelum berbuka puasa dan kemudian mengisi kebutuhan energi dari makanan. Atau setelah satu sampai dua jam usai mengonsumsi makanan berbuka puasa dan kemudian setelah berolahraga penting juga untuk kembali mengisi energi dengan makanan yang kaya akan protein dan karbohidrat.

Shanto dikutip dari berbagai sumber/Coed