Pelatihan ke-satu PSP SPN PT Golden Footwear Indotama (New Era Group) dalam rangka mencerdaskan anggota serta memperkokoh soliditas dan solidaritas anggota

(SPN News) Pasuruan bertempat di hotel Liemas Prigen, PSP SPN PT Golden Footwear Indotama mengadakan pendidikan ke – satu pada 13-14 april 2018. Tujuan dari pendidikan ini adalah untuk mencerdaskan anggota serta memperkokoh soliditas dan solidaritas anggota. Acara ini dihadiri oleh Ketua DPC SPN Kabupaten Sidoarjo Sugiyono beserta jajarannya, perwakilan perusahaan Achmad Budi Zaman beserta jajaran, Sumali dan juga anggota PSP SPN PT.Golden Footwear Indotama.

Narasumber pertama Nur Hasyim menyampaikan materi tentang pemahaman K3 agar setiap pekerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan dalam melakukan pekerjaan ditempat kerja, adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja seperti alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, adanya pembagian tugas dan tanggung jawab kepada SP/SB untuk ikut berperan dalam K3, melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem management keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem management perusahaan.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan, Hariyanti selaku panitia menyampaikan acara pendidikan ini dilaksanakan murni dari biaya swadaya PSP SPN PT GFI dan berterima kasih kepada DPC SPN, perusahaan serta anggota yang telah hadir. Sammbutan kedua dari Ketua PSP SPN PT GFI Nur Hasyim yang menyampaikan terwujudnya keinginan PSP SPN PT GFI untuk dapat melakukan pendidikan secara internal yang bertujuan mencerdaskan anggota serta memperkokoh soliditas dan solidaritas anggota. Achmad Budi Zaman menyampaikan bangga kepada PSP SPN PT GFI yang dapat melakukan pendidikan internal, salah satu harapan perusahaan agar dapat memberi motivasi kepada pekerja khususnya anggota SPN dan ikut merasa memiliki, menjaga perusahaan agar perusahaan tidak sampai terpuruk seperti perusahaan-perusahaan lain. Sambutan terakhir dari Sugiyono yang menyampaikan bangga dengan terlaksananya pendidikan pertama yang diadakan oleh PSP SPN PT GFI sekaligus membuka acara pendidikan ini.

Baca juga:  MELAWAN HOAX DAN UJARAN KEBENCIAN

Materi selanjutnya adalah tentang Gender Mariana tentang dasar dari pengertian gender ” gender adalah suatu konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang membedahkan antara wanita dan pria baik secara biologis, perilaku, mentalitas, dan sosial budaya. Pria dan wanita secara sexual memang berbeda, begitu pula secara perilaku dan mentalitas, namun perannya dapat disesejajarkan dengan batasan-batasan tertentu “. Lalu Hariyanti menjelaskan anggapan yang selama ini bahwa perempuan berfungsi sebagai pencari nafkah tambahan, lalu kendala perempuan jarang ikut berorganisasi dikarenakan takut mendapat intimidasi, tidak mendapat ijin dari suami, menjaga anak dirumah, kurangnya wawasan dan lain – lain. Lalu menghimbau kepada laki-laki agar tidak semena-mena terhadap perempuan dan sesekali suami diajak ikut kegiatan organisai agar mereka tau apa yang dilakukan oleh istri yang sedang ikut kegiatan organisasi sehingga tidak berfikir yang negatif.

Baca juga:  DEPEPROV BANTEN SERAHKAN PENETAPAN UMK DI TANGAN GUBERNUR

Hari kedua diisi oleh Sumali yang menyampaikan materi tentang bagaimana membangun SPN ditingkat perusahaan sehingga dapat memperkokoh soliditas, solidaritas, advokasi, dan kas organisasi yang mandiri. lalu Sumali juga menyarankan agar pengurus PSP SPN membuat buku saku yang berisi tentang anggaran dasar/anggaran rumah tangga ( AD/ART ) organisasi, UU 13/2003 dan yang lain mengenai buruh agar buruh tahu, serta selalu update informasi dan juga penggurus atau ditingkat yang lebih tinngi dari anggota harus menyampaikan segala sesuatu mengenai isu terbaru mengenai buruh.

Materi terakhir disampaikan Sugiyono yang menyampaikan materi tentang tehknik negosiasi agar anggota siap dan tau dasar-dasar/cara-cara sebelum melakukan negosiasi sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan negosiasi.

Andreas Wisnu Jatim 1/Editor