​Industri tekstil dan produk tekstil adalah industri yang berfungsi sebagai jaring pengaman sosial karena mampu menyerap tenaga kerja yang banyak 

(SPN News) Jakarta,  Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) membutuhkan 135 ribu orang per tahun, atau setara 22,5% dari total penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor industri yang sebanyak 600 ribu orang per tahun.

“Sektor industri TPT ini sebagai jaring pengaman sosial, karena mampu menyerap tenaga kerja yang banyak,” kata Direktur Jenderal Industri Kimia, dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono dalam keterangan resminya, Sabtu (9/12).

Apalagi, lanjut Sigit, industri TPT memiliki peran strategis dalam proses industrialisasi, karena produk yang dihasilkan mulai dari bahan baku (serat) sampai dengan barang konsumsi (pakaian jadi dan barang jadi), mempunyai keterkaitan baik antar industri maupun sektor ekonomi lainnya.

Sigit menargetkan, jumlah tenaga kerja yang terserap di industri TPT nasional sebanyak 2,73 juta orang hingga akhir tahun, dengan nilai ekspor diperkirakan sebesar US$ 12,09 miliar.
Menurut dia, kinerja positif industri TPT salah satunya karena peran dari Satuan Tugas Penertiban Impor Barang Berisiko Tinggi yang dibentuk oleh pemerintah. Saat ini, industri TPT dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri hingga 60%.

Baca juga:  KUNJUNGAN KERJA DPP SPN KE DPC SPN KABUPATEN MAGELANG

Sigit menambahkan, faktor pendongkrak lainnya adalah melalui penerapan kebijakan fiskal dan nonfiskal dari beberapa paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Hal ini sebagai langkah untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

“Misalnya, memfasilitasi pemberian insentif fiskal berupa tax allowance untuk industri yang mengembangkan vokasi dan inovasi,” ujar dia.

Guna mendukung peningkatan kinerja industri TPT nasional, terang dia, pemerintah juga memangkas berbagai peraturan, perizinan, dan birokrasi agar memudahkan pelaku industri dalam berusaha di Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga mengawal sistem pengupahan untuk menjamin kepastian bagi tenaga kerja dan pelaku usaha dan mengembangkan pusat logistik berikat (PLB).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, industri TPT nasional mampu berdaya saing global. Pasalnya, sektor andalan ini telah terintegrasi dari hulu sampai hilir, dan produknya dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional.

Baca juga:  RATUSAN PEKERJA PABRIK SEPATU DIPHK DAN DIDUGA JADI KORBAN PUNGLI

“Khusus untuk industri shoes and apparel sport, kita sudah melewati Tiongkok. Bahkan, di Brasil, kita sudah menguasai pasar di sana hingga 80%,” ujar dia.

Menurut Airlangga, saat ini pemerintah tengah berupaya membuat perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk memperluas pasar ekspor TPT lokal.
“Sekarang ini dalam proses negosiasi untuk bilateral agreement, karena bea masuk ekspor produk tekstil Indonesia masih dikenakan 5-20%, sedangkan ekspor Vietnam ke Amerika dan Eropa sudah 0%,” tutur dia.

Shanto dikutip dari Investor daily/Editor