Persaingan industri bulu mata di pasar global, berimbas pada buruh pabrik di Purbalingga. Banyak dari mereka yang dirumahkan dan mengundurkan diri

(SPN News) Purbalingga, Persaingan industri bulu mata di pasar global, berimbas pada buruh pabrik di Purbalingga. Banyak dari mereka yang dirumahkan dan mengundurkan diri. Perusahaan-perusahaan yang pabriknya ada di Indonesia, khususnya di Purbalingga berebut pasar dengan perusahaan yang beroperasi di Tiongkok. Serta, terjadi persaingan di tingkat Asia Tenggara sendiri.

“Di ASEAN sudah banyak tumbuh industri serupa, seperti di negara Vietnam,” kata Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Purbalingga, Tukimin, (13/3).

Karena itu, permintaan pasar akan bulu mata palsu tengah turun. Perusahaan berjuang mendongkrak lagi pemasaran, namun belum membuahkan hasil maksimal.

Baca juga:  PERMASALAHAN BURUH DI CIANJUR

Rendahnya permintaan berimbas pada rantai produksi. Jumlah kebutuhan buruh pun otomatis berkurang. Ada perusahaan yang sekadar merumahkan karyawannya untuk nanti dipanggil lagi, adapula yang mengundurkan diri. Dia mengatakan jumlah buruh yang dirumahkan dan mengundurkan diri sekitar 300 orang. Data rinci enggan dibeberkan karena menyangkut nama baik perusahaan dan kepercayaan pembeli. “Itu data rahasia perusahaan, dinas tidak bisa mempublikasikan. Menyangkut nama baik dan kepercayaan pihak buyer,” katanya.

Sementara itu, Rachma An, salah satu karyawan perusahaan produksi bulu mata palsu mengaku dirumahkan sejak awal Januari. Sedangkan pada Desember 2018, sudah terlihat tanda-tanda permintaan bulu mata palsu tengah turun. Dia hanya masuk kerja seminggu 2 kali dengan bayaran Rp 20 ribu per hari. “Katanya orderan lagi sepi, kalau bulan-bulan biasa gaji sesuai UMK. Kerja dari jam delapan pagi sampai setengah lima sore,” katanya yang bekerja pada bagian gulung bulu mata.

Baca juga:  PEMBERLAKUAN PSBB, PABRIK DI KBN CAKUNG DISEGEL

Dia menyesalkan, tidak ada kejelasan dari perusahaan apakah akan dipanggil kembali atau tidak. “Pinginnya kerja lagi, kalau ngga di-PHK sekalian, tetapi dikasih pesangon,” ujarnya.

Sementara anaknya, yang bekerja di perusahaan bulu mata lain diberhentikan dari pekerjaan. Untuk sementara mereka masih menganggur karena tidak ada lowongan di perusahaan lain.

SN 09 dikutip dari berbagai sumber/Editor