​1% pertumbuhan ekonomi hanya dapat menyerap sekitar 250 ribu tenaga kerja.

(SPN News) Jakarta, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tak akan berubah sampai dengan akhir 2017 yaitu sebesar 5%. Angka tersebut belum dapat menyerap angkatan kerja baru. Besarnya investasi yang masuk dan sejumlah proyek infrastruktur nasional ditengarai tidak banyak menyerap lapangan kerja formal secara langsung. Bahkan, investasi yang tercatat lebih besar ke sektor padat modal.

Lalu, sebenarnya berapa elastisitas serapan tenaga kerja per satu persen pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan tahun ini? Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Pungky Sumadi, mengatakan elastisitas serapan tenaga kerja per satu persen pertumbuhan ekonomi

Baca juga:  SEMANGAT BARU KOMITE PEREMPUAN NASIONAL

Indonesia belum banyak berubah sejak 2015.
Menurut dia, saat ini setiap satu persen pertumbuhan ekonomi hanya menyerap 250 ribu tenaga kerja. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan elastisitas serapan tenaga kerja pada 10 tahun lalu yang mencapai 500 ribu tenaga kerja.

“Saat ini elastisitas satu persen pertumbuhan ekonomi hanya masih serap 250 ribu tenaga kerja,” ungkap Pungki (8/2/2017)
Ia menuturkan, tidak banyak berubahnya angka serapan tenaga kerja sebesar 250 ribu per satu persen pertumbuhan itu disebabkan pasar kerja di Indonesia yang masih kaku dengan sejumlah aturan-aturan.

Sedangkan, turunnya angka pengangguran yang terjadi setiap tahunnya justru lebih didorong oleh sektor industri dan jasa. Sementara, investasi baru akan masuk jika kondisi listrik, jalan, pelabuhan, air minum dan sanitasi baik.
“Nah sekarang pemerintah fokus bangun infrastruktur, ini ikut serap tenaga kerja. Tapi kalau untuk angka elastisitasnya bisa naik lagi tentu baru bisa dirasakan jangka panjang 3-4 tahun ke depan,” ujarnya.

Baca juga:  KUNJUNGAN KOMITE NASIONAL PROTOKOL FOA KE KAWASAN INDUSTRI PT NIKOMAS GEMILANG

Untuk itu, lanjut Pungki, ke depan harus ada perubahan struktur ekonomi dan keluwesan di pasar kerja yang akan membuat angka elastisitas bisa berubah menjadi lebih baik.

Shanto dikutip dari Vivanews.com/Editor