Ilustrasi

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyatakan bahwa hilangnya pendapatan akibat pandemi membuat kelaparan global akan mengalami lonjakan

(SPNEWS) Jakarta, Selain pandemi Covid-19, ada beberapa perkara lain turut membuat jutaan warga di seluruh dunia mengalami kekhawatiran yakni kelaparan. Kelaparan global akan mengalami lonjakan, didorong karena hilangnya pendapatan akibat pandemi menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).

Melansir dari Economictimes, Minggu (1/8/2021) penilaian tahunan USDA di 76 negara berpenghasilan menengah dan rendah yang merupakan penerima bantuan pangan AS di masa lalu atau saat ini, memperkirakan tambahan 291 juta orang di negara-negara tersebut tidak cukup makan pada tahun 2021. Tekanan tersebut karena adanya pandemi, sehingga perekonomian dunia terpuruk.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan pada tahun 2020 merupakan level tertinggi kerawanan pangan karena hilangnya pendapatan negara. Hal ini menjadi semakin buruk pada tahun 2021 karena inflasi komoditas dan pasokan makanan terganggu, menjadi kabar buruk bagi negara-negara yang bergantung pada impor pangan.

Baca juga:  SP/SB BEDA PENDAPAT DENGAN APINDO DAN PEMERINTAH TENTANG UMP BANTEN 2019

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Nature Food, penderitaan manusia berkaitan dengan kelaparan sampai kekurangan gizi akan dialami oleh negara-negara berpenghasilan rendah, terutama bagi ibu dan anak-anak. Akan meningkatkan kelaparan bagi ratusan juta orang terutama di Asia dan Afrika sampai terjadi resiko ketidakstabilan politik.

Secara keseluruhan, 1,2 miliar orang di 76 negara yang tercakup dalam laporan USDA mewakili 31% dari populasi mereka akan rawan pangan tahun ini. Sebelum pandemi, USDA (Departemen Pertanian Amerika Serikat) memperkirakan 761 juta orang, atau kurang dari 20% dari populasi itu, termasuk dalam kategori di negara-negara tersebut.

Sebagian besar orang yang diperkirakan USDA akan jatuh ke dalam kerawanan pangan tahun ini berada di Asia, yang menyumbang 72% dari peningkatan tersebut. Bangladesh, India, Pakistan , dan Indonesia akan mengalami lonjakan besar dalam jumlah orang yang tidak memiliki cukup makanan, menurut laporan tersebut. Afrika Sub-Sahara menyumbang 21% dari peningkatan global orang kurang gizi.

Baca juga:  UMK KABUPATEN SUMEDANG 2018 KEMUNGKINAN AKAN MENGIKUTI PP NO 78/2015

Yaman, Zimbabwe dan Kongo diproyeksikan memiliki prevalensi kelaparan tertinggi, dengan lebih dari 80% populasi di masing-masing negara tidak dapat cukup makan.

Pendorong utama meningkatnya kerawanan pangan adalah penurunan pendapatan yang terus-menerus di negara-negara tersebut dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi, menurut laporan itu. Para peneliti memperingatkan bahwa proyeksi tersebut tidak mempertimbangkan dampak potensial dari perubahan iklim, konflik bersenjata atau ketidakstabilan politik atau ekonomi.

SN 09/Editor