​(SPNews) Semarang, 30 Januari 2017 ada pemandangan yang sungguh ironis dalam aksi unjuk rasa di PT Matrix Indo Global yang kini berganti nama menjadi PT Berkah Indo Garment yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta Km 30 Bergas Kabupaten Semarang. Satu demi satu karyawan ditarik dan dipaksa masuk gedung produksi. Bahkan ada yang di jemput paksa di tempat indekost untuk segera masuk pabrik. Mereka diancam dan diintimidasi. Tidak hanya pekerja perempuan,  pekerja laki- laki juga tidak luput dari sasaran pemaksaan.

Ratusan buruh perempuan menangis karena ketakutan. Mereka diintimidasi, dipaksa masuk ke dalam pabrik dan dilarang mengikuti aksi unjuk rasa untuk menuntut hak atas pesangon. Aksi unjuk rasa ini sendiri dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan para pekerja atas putusan pengadilan niaga terkait jumlah penerima pesangon dan nominal yang di dapat.

Baca juga:  HACKER GENTAYANGAN, WASPADA TRANSFER UANG

Aksi unjuk rasa  yang di rencanakan dapat diikuti oleh seluruh karyawan PT. Matrix Indo Global (sekarang PT. Berkah Indo Garment) pada akhirnya hanya dapat di ikuti oleh sekitar 100 orang, sedangkan sisanya sebanyak  kurang lebih 1.100 orang terkurung di dalam pabrik. Meskipun di dalam pabrik mereka tidak melakukan proses produksi akan tetapi mereka juga tidak berikan waktu untuk istirahat. Selain itu mereka juga dicecar habis- habisan oleh sang Supervisor dan leader line masing-masing yang notabene juga sama-sama buruh. Supervisor dan leader Line yang se Bangsa dan sama-sama mencari makan dari tempat yang sama, mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan tidak lebih dari seorang penjilat.

Baca juga:  MINTA PERMENAKER NOMOR 02 TAHUN 2022 DICABUT BURUH KEPUNG KANTOR BPJSTK

Mereka (Supervisor dan Leader Line)  yang sudah di butakan oleh jabatan yang hanya 1 tingkat lebih tinggi di banding seorang Operator, sama sekali tidak menghiraukan teriakan-teriakan pedas  dari pengunjuk rasa yang ada di luar pabrik. Mereka seakan-akan akan tutup mata dan telinga dan terus melakukan intimidasi terhadap anak buahnya. Sungguh sangat ironis dan sudah sepatutnya pihak yang berwenang untuk menindak dengan tegas perbuatan ini.

Wulan/Coed