Ilustrasi

(SPNEWS) Jakarta, Presiden Joko Widodo mencabut larangan ekspor CPO (Crude Palm Oil) yang sebelumnya dihentikan karena alasan ketersediaan dan harga yang tinggi di dalam negeri. Menurut Presiden saat ini ketersediaan minyak goreng di pasar cukup cukup melimpah, dari sisi harga pun menurut presiden sudah berangsur mengalami penurunan.

“Berdasarkan kondisi pasokan saat ini, dan mempertimbangkan adanya 17 ribu pekerja sawit, maka saya putuskan ekspor minyak ajak dibuka kembali pada Senin 23 Mei 2022,” ujar Presiden dalam konferensi persnya, (19/5/2022).

Menurut Presiden Jokowi Harga minyak goreng di pasar saat ini sudah mengalami Penurunan, misalnya sebelumnya adanya larangan ekspor, harga minyak goreng cukup tinggi di pasaran.

Baca juga:  KETIMPANGAN YANG KAYA DENGAN YANG MISKIN SEMAKIN LEBAR

Bahkan dari sisi ketersediaan pun, minyak goreng di pasar tergolong langka sebelum adanya larangan ekspor CPO. Namun Jokowi menilai kebijakan penghentian ekspor berbuah manis untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan Minyak goreng saat ini.

“Pada bulan Maret sebelum ada larangan hanya 65,4 ribu ton, setelah dilakukan pelarangan ekspor, pasokan kira mendapatkan 120 ribu ton per bulannya,” sambung Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menyebut kondisi ketersediaan pasokan minyak goreng yang ada saat ini bakal membawa harga minyak goreng di pasar bakal normal kembali dalam beberapa waktu ke depan.

“Saya meyakini, dalam beberapa minggu ke depan akan semakin terjangkau, karena ketersediaannya melimpah,” pungkas Presiden Jokowi.

Baca juga:  MESKI DIINTIMIDASI, RIBUAN KARYAWAN PT IMIP SITE MOROWALI TETAP LAKUKAN MOGOK KERJA

Sebelumnya, para Asosiasi Petani Sawit melakukan aksi unjuk rasa meminta presiden Jokowi membuka keran larangan ekspor CPO. Sebab hal tersebut praktis merugikan para petani.

Para petani menilai adanya kebijakan tersebut membuat buah sawit milik para petani tidak terserap ke perusahaan, karena berkurangnya demand di pasar global.

SN 09/Editor