​Kawasan industri baru diharapkan tumbuh dan berkembang sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi nasional

(SPN News) Semarang, industri manufaktur di Jawa Tengah berbasis pada sektor padat karya berorientasi ekspor terus berkemban, pertumbuhan industri di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, serta furnitur, telah memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, nilai investasi industri manufaktur pada 2015 mencapai Rp10,7 triliun, dan ditargetkan naik 10 kali lipat menjadi Rp104,3 triliun di 2035. Selain itu, penyerapan tenaga kerja juga diprediksi meningkat, dari 3,2 juta orang pada 2015 menjadi 6,2 juta orang pada 2035.

Baca juga:  DKI JAKARTA PERPANJANG MASA PSBB

Guna mewujudkannya, salah satu yang akan berperan penting, yaitu kontribusi dari perusahaan-perusahaan baru yang beroperasi di Kawasan Industri Kendal. Hingga Januari 2018, kawasan terintegrasi yang diresmikan sejak November 2016 itu, telah menarik sebanyak 39 investor yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, China dan Jepang.

Kawasan tersebut ditargetkan akan menyerap potensi investasi hingga Rp 200 triliun dan tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang. Perusahaan-perusahaan yang telah berdiri di Kawasan Industri Kendal, antara lain sektor industri furnitur, makanan, kemasan makanan, baja, label printing, dan boneka.

Faktor lain yang membuat Jawa Tengah sukses menjadi penyumbang kontribusi besar dalam industri ini yakni pasca fenomena industri TPT di Jawa Barat merelokasi pabriknya ke daerah lain terutama ke Jawa Tengah. Alhasl, akibat ekspansi dan investasi baru ini, industri TPT di Boyolali mencari tenaga kerja lebih dari 5.000 orang.

Baca juga:  SOSIALISASI BAHAYA RUU OMNIBUS LAW CIPTA KERJA MELALUI PAMFLET

Shanto dikutip dari berbagai sumber/Editor