(SPNEWS) Jakarta, Puluhan ribu buruh yang terdiri dari massa aksi KSPI, KSPSI AGN, KSPSI, KPBJ, FBLP, FSBTPI dan para simpatisan pada 30 Oktober 2015 melakukan aksi penolakan pemberlakuan PP No 78 tahun 2015 tentang pengupahan, massa aksi berkumpul di sekitar tugu patung kuda gedung Indosat dan akan melakukan long march ke istana negara.

Massa aksi mulai berdatangan sejak pukul 09.00, dan menjelang siang sekitar pukul 11.00 di kawasan tugu patung kuda telah penuh dengan massa aksi buruh, karena pada hari itu hari Jumat  maka pukul 11.30 massa aksi melakukan shalat Jumat di area tugu patung kuda.

Selepas shalat Jumat massa aksi mulai merapatkan barisan dan melakukan long march ke istana negara, massa aksi berjalan dengan tertib disertai orasi dari para orator yang membakar semangat para peserta massa aksi.

Sekitar jam 14.30 seluruh massa aksi sudah berkumpul di depan istana negara dan setelah melakukan serangkaian orasi yang panjang akhirnya pihak istana bersedia menerima perwakilan para buruh.

Pukul 16.00 para wakil buruh mulai beranjak ke gedung sekertariat negara, dan disana para perwakilan buruh yang di antaranya diwakili oleh sekjen KSPI Rusdi, Iwan Kusmawan Ketum SPN dan lain-lain, ditemui oleh Menaker Hanif Daikiri, Mensekneg Pratikno dan staf Presiden Eko, pada pertemuan itu perwakilan buruh menyampaikan tuntutan agar pemerintah mencabut PP No 78/2015, dan Menaker monolak tuntutan itu dengan dalih bahwa PP tersebut menguntungkan untuk buruh.

Baca juga:  DATA PEMERINTAH, 285 RIBU BURUH TERKENA PHK DAN ADA 11 JUTA PENGANGGURAN

Akhirnya karena pertemuan itu buntu dan tidak menghasilkan kesepakatan apa pun, pukul 17.00 perwakilan buruh keluar dari gedung Sekneg dan menyampaikan kepada massa aksi bahwa massa aksi akan tetap melakukan aksi penolakan di depan istana sampai tuntutan penolakan PP 78/2015 ini dikabulkan.

Pukul 18.00 setelah massa aksi melakukan shalat magrib berjamaah di depan istana terlihat mobil meriam air polisi mengambil posisi di depan massa aksi dan ratusan polisi berpentungan dan bertameng pun mulai berbaris di depan massa aksi.

Massa aksi terus melakukan aksi damai dengan hanya melakukan orasi, tetapi tepat pukul 19.00 mobil meriam air polisi mulai menembakkan airnya ke peserta aksi dan target utamanya adalah mobil komando peserta aksi, dengan tujuan para orator agar tidak melakukan orasi dan peralatan soundnya menjadi rusak.

Massa aksi tetap bertahan dan para orator pun dengan semangat tetap memberikan orasinya, dan tepat pukul 20.00 polisi menembakkan gas air mata, dan mulai bergerak untuk melakukan pembubaran paksa aksi demonstrasi para buruh, dan akhirnya massa aksi pun mundur dan bubar, tetapi tindakan pembubaran ini disertai penangkapan terhadap sejumlah aktivis buruh, penangkapan yang disertai dengan tindakan kekerasan berupa pemukulan dan tendangan kepada sejumlah aktivis. Tindakan refresif tidak hanya dilakukan kepada peserta aksi tetapi aparat juga melakukan pengurasakan mobil komando.

Baca juga:  DISNAKER KARAWANG SEBUT 1.194 MENJADI KORBAN PHK SELAMA PANDEMI COVID-19

Jumlah aktivis yang ditahan mencapai 19 orang yaitu : Tigor Gempita Hutapea (LBH), Obed Sakti Andre Dominika (LBH) , Dian (FBLP,) Asmir (FPBI), Jaro (FSPMI), Galitha (FSBTPI), Sitar (FSBTPI), Sari (FSBTPI), Wildan (SPSI), Yani (SPSI), Supomo (SPSI), Wandi (FSBTPI), Wahyuni (SPSI), Mingfon (FSBTPI), Taufik (FSPMI), Hadi (SPN), Hasim (FMK), Ahmad noval (FSPMI), dan Lasmi (FSPMI).

Melalui usaha yang panjang akhirnya para aktivis buruh tersebut pada hari sabtu pukul 17.45 dapat dibebaskan.

Apakah perjuangan kaum buruh akan berhenti sampai disini saja?, tentu saja jawabannya adalah tidak!, kaum buruh akan terus berjuang dalam memperjuangkan hak-hanya untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.

Shanto/jabar 6