Gambar Ilustrasi

Industri makanan dan minuman, industri kimia, farmasi dan obat tradisional, serta industri logam dasar

(SPN News) Jakarta, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan dari 10 sektor industri nasional tujuh di antarannya babak belur dihantam virus Corona. Sementara tiga sisanya masih selamat atau masih mampu tumbuh meskipun tipis di kuartal II-2020.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan sebanyak 10 industri ini masuk ke dalam industri pengolahan dan industri nonmigas. Industri pengolahan di dalamnya hanya ada industri batu bara dan pengilangan migas.

“Untuk industri pengolahan pada triwulan II-2020 ini mengalami kontraksi cukup dalam, sebesar 6,19%, dan kalau dilihat yang menyebabkan kontraksi karena industri batu bara dan pengilangan migas -10,31%,” kata Suhariyanto dalam video conference, Jakarta, (5/8/2020).

Sementara untuk industri nonmigas secara menyeluruh terkontraksi -5,74%. Industri nonmigas ini terdapat sembilan sektor industri yang hanya tiga industri yang tumbuh positif.

“Yaitu industri makanan dan minuman, industri kimia, farmasi dan obat tradisional, satu lagi industri logam dasar,” katanya.

Jika dilihat lebih rinci lagi, industri makanan masih tumbuh 0,22% di kuartal II, sementara industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 8,65%, lalu industri logam dasar tumbuh 2,76%.

Sedangkan enam industri lainnya semua babak belur terdampak pandemi Corona. Seperti industri pengolahan tembakau -10,84%, industri tekstil dan pakaian jadi -14,23%, industri karet, barang dari karet dan plastik -11,98%.

Baca juga:  MENUNGGAK IURAN BPJS KETENAGAKERJAAN, KEJARI JAYAPURA PERIKSA 6 PERUSAHAAN

Selanjutnya industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik -9,29%, industri mesin dan perlengkapan -13,42%, terakhir industri alat angkutan -34,29%.

“Bisa dilihat industri alat angkutan kontraksi 34,29% karena penurunan produksi mobil dan motor yang dalam, penjualannya juga turun tajam,” jelasnya.

Khusus penurunan yang terjadi di industri alat angkutan, pria yang akrab disapa Kecuk ini mengatakan produksi mobil pada kuartal II-2020 mencapai 41.520 unit atau turun 87,43% dibandingkan kuartal sebelumnya, namun turun 85,02% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Berikut pertumbuhan 10 industri:

  1. Industri pengolahan:
  2. industri batu bara dan pengilangan migas -10,31%

  1. industri non migas
  2. industri makanan masih tumbuh 0,22%
  3. industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 8,65%
  4. industri logam dasar tumbuh 2,76%.
  5. industri pengolahan tembakau yang -10,84%
  6. indsutri tekstil dan pakaian jadi -14,23%
  7. industri karet, barang dari karet dan plastik -11,98%.
  8. industri barang logam; komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik -9,29%,
  9. industri mesin dan perlengkapan -13,42%
  10. industri alat angkutan -34,29%.

Sedangkan penjualan mobil secara wholesale mencapai 24.042 unit d kuartal II-2020, angka tersebut turun 89,85% dibandingkan kuartal sebelumnya, dan turun 89,44% dibandingkan posisi yang sama tahun 2019.

Kemudian penjualan motor secara wholesale mencapai 31.625 unit pada kuartal II-2020, atau turun 80,06% dibandingkan kuartal sebelumnya dan turun 89,44% dibandingkan posisi yang sama tahun 2019.

Baca juga:  BURUH KABUPATEN TANGERANG MINTA KENAIKAN UMK 11,90 PERSEN

Perlu diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 tercatat -5,32% dibandingkan dengan posisi yang sama di tahun 2019. Sementara dibandingkan dengan kuartal I-2020 maka terkontraksi 4,19%. Dengan angka tersebut, maka secara kumulatif terkontraksi 1,26%.

Sementara dari 17 sektor lapangan usaha pembentuk PDB, Suhariyanto mengatakan hanya tujuh sektor yang masih tumbuh positif, yaitu sektor pertanian, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, jasa pendidikan, real estat, jasa kesehatan, serta pengadaan air.

“Dari 17 sektor yang ada hanya 7 sektor yang tumbuh tapi melabat kecuali untuk sektor informasi dan komunikasi, pada masa pandemi ini sektor ini tumbuh signifikan yaitu 10,8%,” ungkapnya.

Jika dilihat secara rinci, secara keseluruhan sektor yang mengalami penurunan adalah industri -6,19%, perdagangan -7,57%, konstruksi -5,39%, pertambangan -2,72%, administrasi pemerintahan -3,22%, transportasi dan pergudangan -30,84%.

Selanjutnya, sektor akomodasi dan makan minum -22,02%, jasa lainnya -12,60%, jasa perusahaan -12,09%, pengadaan listrik dan gas -5,46%.

Sementara sektor yang positif adalah pertanian tumbuh 2,19%, informasi dan komunikasi tumbuh 10,88%, jasa keuangan tumbuh 1,03%, jasa pendidikan tumbuh 1,21%, real estat tumbuh 2,30%, jasa kesehatan tumbuh 3,71%, dan pengadaan air rumbuh 4,56%.

SN 09/Editor