Ilustrasi

(SPNEWS) Jakarta, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Juli 2022 mencapai 4,94 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Inflasi ini menjadi tertinggi sejak Oktober 2015 lalu.

Kepala BPS, Margo Yuwono mewaspadai, tingginya inflasi yang ditimbulkan akibat lonjakan harga pangan berisiko besar terhadap peningkatan kemiskinan di Indonesia.
“Dengan kenaikan harga atau inflasi yang tinggi, khususnya kelompok makanan, pasti ada potensi besar kepada angka kemiskinan,” katanya dalam Rilis BPS, di Kantornya, Jakarta, (1/8/2022).

Dalam rilis kemiskinan bulan Maret 2022, BPS mencatat, peran harga makanan terhadap garis kemiskinan lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Tercatat, kontribusi harga makanan mencapai 74 persen dalam garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang harus dipenuhi penduduk untuk bisa mendapatkan standar hidup mencukupi di suatu negara. Pada Maret 2022, garis kemiskinan sebesar Rp505.469 per kapita per bulan.

Baca juga:  SPN MENUNTUT PENYELESAIAN DI PT GNI BUKAN MALAH PEKERJA DIKRIMINALISASI

Margo menjelaskan, ketika harga pangan tinggi, maka akan memberikan dampak pada kenaikan garis kemiskinan.

“Jika pendapatan tidak naik, akan menyebabkan kemiskinan semakin bertambah, jadi pengaruhnya cukup tinggi,” kata Margo.

Selain pangan, peran pemerintah melalui kebijakan energi juga berperan penting. Kenaikan harga energi dunia yang terjadi bisa diredam oleh pemerintah dengan instrumen subsidi. Sebab, jika harga energi dilepas dengan harga keekonomian kepada masyarakat, akan memberikan dampak yang luas.

/Editor