Aksi damai buruh pekerja dihadapi represif oleh aparat keamanan
(SPN News) Morowali, Sesuai dengan jadwal yang tertuang dalam surat pemberitahuan, kamis (24-1-2019) Persatuan Serikat Buruh Morowali yang tergabung di Front Perjuangan Buruh termasuk SPN Kabupaten Morowali bersama Pemuda (tokoh) masyarakat yang tergabung dalam Perjuangan Rakyat Tertindas (PRT- Morowali ) turun kejalan untuk melakukan aksi Damai. Seperti diberitakan sebelumnya, selain melaksanakan aksi mogok kerja ribuan Karyawan PT IMIP juga melaksanakan aksi unjuk rasa Damai. Mengambil lokasi jalan utama perusahaan ribuan karyawan nampak terlihat antusias mengikuti komando yang di teriakkan oleh para orator melalui kendaraan pembawa sound system.
Aksi damai yang semula berjalan tertib dan terkendali mulai nampak terlihat memanas ketika massa aksi yang merengsek maju namun dihalangi oleh pihak pengaman perusahaan, namun aksi massa ini masih berhasil diredam oleh koordinator lapangan yang terdiri dari Persatuan Serikat Buruh Morowali, salah satunya adalah SPN Kabupaten Morowali.
Ketua DPC SPN Morowali Katsaing dalam orasinya menyampaikan apa yang menjadi tuntutan buruh dalam aksi damai ini yakni meminta agar Manajemen IMIP menyetujui hasil kesepakatan bersama tentang kenaikan UMSK tahun 2019 sebesar 20 persen. Selain itu juga mengingatkan agar seluruh buruh yang terlibat kegiatan aksi ini agar tetap satu komando supaya kegiatan ini berlangsung tertib, aman dan damai.
Asnan As’ad salah satuh tokoh Pemuda Morowali yang juga dikenal lantang bersuara meneriakkan aspirasi buruh hingga ketingkat pusat, dalam orasinya meminta dan memberi waktu dua puluh menit kepada pihak manajemen untuk berani menemui massa aksi dan menyampaikan alasan penolakan mereka terhadap kenaikan UMSK yang telah disepakati bersama.
Merasa tak diindahkan, ribuan Massa pekerja IMIP yang mulai tersulut emosi, kemudian memaksa menerobos barikade pengamanan security yang di backup oleh Polres Morowali. Bahkan, himbauan dari garda yang berada di barisan depan yang terdiri dari pengurus SPN bahwa aksi ini adalah aksi damai juga tidak lagi diindahkan oleh ribuan pekerja yang tersulut emosi.
Saling dorong antara massa aksi dan pihak pengamanan tidak terelakkan, pukulan tongkat security dan tendangan laras dibalas dengan lemparan batu. Tembakan Gas Air Mata dan watercanon pun dilepaskan oleh aparat kepolisian, sehingga membuat massa pekerja tepecah, Melihat kondisi yang memanas, Ketua DPC SPN Morowali Katsaing kemudian mengambil alih orator. Melalui pengeras suara, ia meminta agar para massa pekerja tidak terprovokasi dengan oknum-oknum yang coba memanfaatkan situasi.
“Aksi ini adalah aksi damai, jadi kawan kawan pekerja jangan mencenderai dengan tindakan-tindakan yang berujung anarkis. Ia juga meminta pihak security agar tidak membuat gerakan-gerakan tambahan yang dapat memancing kemarahan para massa pekerja. Kita berkumpul, berdiri bersama-sama disini bukan untuk bertempur, tapi untut menuntut hak – hak kita, yakni meminta Pihak manajemen PT IMIP mencabut surat keberatan dan kembali ke komitmen awal yakni kenaikan 20 persen UMSK”, tutur Katsaing melalui pengeras suara.
Aksi kembali mereda setelah, pihak manajemen perusahaan berjanji akan kembali merundingkan hal ini dan menyampaikan ke kantor Pusat di jakarta serta mengajak Perwakilan Serikat untuk kembali duduk bersama dengan Komponen Terkait.
Sementara itu tokoh PRT – Morowali, menyampaikan bahwa dua puluh persen kenaikan UMSK adalah harga mati dan aksi ini akan terus berlanjut hingga tujuh hari kedepan jika belum ada keputusan dengan jumlah massa aksi yang lebih banyak. Dari pantauan kontributor SPN News di lokasi, hingga pukul 22.20 Wita ribuan kosentrasi massa pekerja non serikat masih terlihat di jalan utama sehingga melumpuhkan aktifitas hauling Perusahaan.
Anto/Editor