Ilustrasi

(SPNEWS) Jakarta, Kementerian Ketenagakerjaan optimis gaji pekerja di Indonesia bisa Rp10 juta per bulan. Hanya saja hal itu baru bisa terwujud pada tahun 2045.

“Insyaallah bisa (gaji pekerja Rp10 juta per bulan). Iya (tahun 2045),” kata Sekertaris Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi di Gedung Vokasi, Jakarta, Minggu (15/10).

Anwar menceritakan gaji pekerja Indonesia di luar negeri saat ini sudah di atas Rp10 juta per bulan. Misalnya perawat panti jompo di Jepang gajinya sudah di atas Rp20 juta. Tak hanya di Jepang, pekerjaan yang sama di Korea Selatan, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA) pun tidak jauh berbeda.

“Caregiver atau nurse (perawat) itu adalah gaji mereka sudah di atas Rp 20 juta. Di Jepang, di Korea juga sama, di Kuwait pun juga sama,” kata dia.

Tentunya, jenis pekerjaan tersebut membutuhkan level kompetensi yang cukup tinggi. Mengingat tugas mereka memberikan pelayanan kepada seseorang yang umumnya lanjut usia (lansia).

“Tapi tentunya, untuk menjadi tenaga perawat yang baik ini harus dari sisi level kompetensi harus cukup tinggi,” kata dia.

Sementara itu terkait gaji pekerja di dalam negeri, Anwar mengatakan pemerintah harus berkoordinasi dengan banyak pihak. Mengingat hal tersebut harus memenuhi beberapa target yang terintegrasi dari kementerian dan lembaga.

“Kita harus melakukan tadi adalah koordinasi yang sinergi dan berbagai sektoral karena memang untuk memenuhi target seperti itu kan harus betul-betul usaha yang terintegrasi dari kementerian lembaga,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengkalkulasi gaji minimal pekerja Indonesia untuk menjadi negara maju di tahun 2045 sebesar Rp10 juta. Setidaknya, pekerja Indonesia sudah bisa mendapatkan gaji Rp10 juta setelah tahun 2030.

Baca juga:  KAJIAN MASALAHAN PERBURUHAN

“Tahun 2030 ini kita berharap bisa mencapai negara berpenghasilan menengah, terlepas dari middle income trap, di mana Indonesia diperkirakan pertumbuhan GDP, income per kapita itu di atas USD 10.000 selepas 2030,” kata dia dalam HSBC Summit 2023, di St Regis, Jakarta, Rabu (11/10).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap hitung-hitungannya agar Indonesia bisa jadi negara maju di 2045. Salah satunya dari aspek pendapatan yang dikantongi para pekerja Indonesia.

Hitungan sederhana Menko Airlangga menunjukkan, pekerja di Indonesia harus sebesar Rp 10 juta per bulan agar tingkat pendapatan perkapita juga naik. Ini sejalan dengan hitungannya soal target pendapatan perkapita Indonesia hingga 2045.

“Kita tahu 2030 ini kita berharap bisa mencapai negara bepenghasilan menengah, terlepas dari middle income trap, di mana Indonesia diperkirakan pertumbuhan GDP, income per kapita itu di atas USD 10.000 selepas 2030,” kata Airlangga Hartarto dalam HSBC Summit 2023, di St Regis, Jakarta, Rabu (11/10/2023).

Dia mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia dibidik konsisten di angka 5-5,5 persen per tahun. Pendapatan per kapita Indonesia saat ini USD 4.700, lalu, di 2024 pendapatan perkapita Indonesia bisa mencapai USD 5.500, dan meningkat ke USD 10.000 selepas 2030.

Penopang pertumbuhan ekonomi paling banyak oleh industri manufaktur. Misinya adalah meningkatkan besaran kontribusi tersebut, mulai dari 18 persen saat ini, dan diusahakan menjadi 25 persen di 2030 mendatang.

Baca juga:  MASIH ADA PENGUSAHA KEBERATAN DENGAN KETENTUAN THR 2022

“Artinya kita harus mencari pekerjaan, kalau income per bulan USD 10.000 atau 150 juta per tahun, berarti minimum income kita itu sekitar Rp 10 juta per bulan. ini yang harus dicari, sektor industri apa yang bisa membayar gaji di Rp 10 juta,” bebernya.

Dengan demikian, kata Airlangga, sektor industri di Indonesia perlu digenjot untuk melirik sesuatu yang lebih bernilai.

“Kita lihat industri yang bisa menaikkan industri-industri dasar, seperti tekstil and footware, itu pada produk-produk yang punya nilai lebih tinggi. Kita harus move away dari industri yang bisa dikerjakan negara lain seperti Bangladesh,” paparnya.

Pada acara ini, Menko Airlangga sempat melempar candaan kalau pendapatan orang-orang dalam ruangan acara HSBC memiliki pendapatan diatas Rp 10 juta per bulan. Melihat itu, dia bercita-cita nantinya makin banyak pekerja Indonesia yang memiliki pendapatan serupa.

“Saya barusan mensurvei ruangan ini, hasil survei saya income per kapita di ruangan ini semuanya di atas 10.000. Jadi kita gak usah jauh-jauh, kita mau Indonesia seperti di ruangan ini di 2030. Untuk mencapai itu tanggung jawab HSBC,” paparnya.

“Tadi di toko sebelah menargetkan at least perbankan bisa menciptakan 1 juta lapangan kerja, sekarang saya menantang HSBC, berapa juta yang bisa diciptakan? berapa banyak return of investment? lalu berapa banyak lapangan kerja yang bisa diciptakan? itu yang penting,” pungkas Menko Airlangga.

SN 09/Editor