Kemenaker menginformasikan bahwa 57 persen pekerjaan pekarang akan tergerus Revolusi Industri 4.0
(SPN News) Jakarta, Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mengonfirmasi akan ada jenis pekerjaan yang bakal hilang seiring dengan berkembangnya Revolusi Industri 4.0. Direktur Jenderal (Dirjen) Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas Kemenaker Bambang Satrio Lelono menyampaikan, sebanyak 57 persen pekerjaan yang ada saat ini akan tergerus.
“Tetapi yang harus disampaikan juga bahwa akan ada tumbuh pekerjaan baru yang sekarang ini kita prediksi jumlahnya 65 ribu. Oleh karena itu sekarang adalah bagaimana kita harus bisa menyesuaikan dengan perubahan tersebut,” tutur Bambang di Gedung Kemenkominfo Jakarta, (16/4/2018).
Berdasarkan data Barenbang Kemenaker yang dirilis tahun ini, ada beberapa pekerjaan yang menurun dalam tiga periode Revolusi Industri 4.0 sejak 2018 hingga 2030 mendatang. Beberapa pekerjaan yang menurun itu di antaranya adalah manajer administrasi, sopir, tukang cetak, pengantar surat, resepsionis, agen perjalanan, operator mesin, juru masak makanan cepat saji, dan ahli las.
Kendati demikian, Bambang meminta agar masyarakat tidak panik dengan kondisi tersebut. Pasalnya, pemerintah tengah berupaya mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri agar bisa beradaptasi dengan lapangan kerja di Revolusi Industri 4.0 nanti.
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam hal itu menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan langsung untuk meningkatkan SDM lokal di dalam road map Making Indonesia 4.0.
“Sesudah infrastruktur, Pak Presiden mendorong untuk pendidikan SDM. Tahun ini vokasinya akan digenjot kemudian setelah vokasi ada di level politeknik. Kemudian di Kemnakertrans juga ada re-skilling agar kebutuhan untuk skill baru dilakukan di pelatihan-pelatihan,” jelas Airlangga.
Airlangga juga menambahkan, pihaknya akan mendorong perguruan-perguruan tinggi untuk membuka akses sebanyak-banyaknya terhadap pengimplementasian Internet of Things (IoT) yang menjadi basis Revolusi Industri 4.0.
“Selain itu, perguruan tinggi juga akan didorong membuka mata kuliah-mata kuliah wajib berikutnya terkait digitalisasi seperti coding , kemudian masalah analisa data atau artificial intelligence atau statistik yang bisa menjadi kunci pengembangan SDM siap menyongsong era digitalisasi,” tuntas dia.
Shanto dikutip dari Kompas.com/Editor