Ilustrasi

ILO menyatakan bahwa selama pandemi covid-19, 255 juta orang di dunia menjadi korban PHK

 

(SPNEWS) Jakarta, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah membuat banyak orang di dunia terkena PHK. Tercatat, dunia telah kehilangan pekerjaan empat kali lebih banyak pada tahun 2020 jika dibandingkan dengan masa krisis keuangan di tahun 2008-2009.

“Pasar tenaga kerja global terganggu dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2020,” kata badan PBB tersebut dalam sebuah studi baru yang dirilis kemarin, sebagaimana dilansir dari laman Russia Today, Jakarta, (26/1/2021).

Menurut perkiraannya, sebanyak 8,8 persen jam kerja dunia hilang pada tahun lalu jika dibandingkan dengan kuartal IV-2019. Angka ini setara dengan lebih dari seperempat miliar atau 255 juta pekerjaan penuh waktu pekerjaan hilang.

Baca juga:  KADISNAKER KOTA TANGERANG SEBUT PT PANARUB AKAN PHK 2.000 PEKERJA

ILO sendiri juga menghitung penurunan jam kerja global termasuk pengurangan jam kerja dalam pekerjaan serta hilangnya pekerjaan. Kehilangan pekerjaan naik ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2020, mempengaruhi 114 juta orang, dengan perempuan dan kaum muda yang paling terpukul, menurut ILO.

“Covid-19 telah menjadi krisis paling parah bagi dunia kerja sejak Depresi Hebat tahun 1930-an,” kata ILO.

Bahkan, selama krisis keuangan global tahun 2008-2009, jam kerja rata-rata menurun 0,6 jam, sedangkan guncangan pasar tenaga kerja akibat virus corona kira-kira empat kali lebih besar. Situasi mengerikan di pasar tenaga kerja juga menurunkan pendapatan pekerja. Angka-angka ILO menunjukkan bahwa pendapatan tenaga kerja global menurun sebesar 8,3 persen, menjadi US$3,7 triliun, atau 4,4 persen dari PDB global.

Baca juga:  UU CIPTA KERJA BERI ASING KELELUASAAN BUKA JASA PENGIRIMAN

Meski demikian, Direktur Jenderal ILO Guy Ryder masih yakin tahun ini dunia tenaga kerja bakal mengalami pemulihan meskipun hanya sedikit. Laporan tersebut mengatakan ada risiko pemulihan yang tidak merata, atau berbentuk kurva “K”, dan memperingatkan bahwa tahun ini diproyeksikan masih akan mengalami defisit pekerjaan.

Bahkan dalam skenario optimistis ILO, jumlah kehilangan jam kerja bisa mencapai 1,3 persen atau 36 juta pekerjaan pada 2021. Dalam skenario terburuk, yang mengasumsikan kemajuan lambat dengan vaksinasi, kehilangan jam kerja pada 2021 akan tetap di 4,6 persen, yang berarti 130 juta pekerjaan.

SN 09/Editor