Ilustrasi

(SPNEWS) Solo, Fenomena UMK tak ideal dengan banyaknya buruh terlilit utang merupakan kejadian yang saling berkaitan. Utang menjadi salah satu konsekuensi logis yang bisa dilakukan saat upah yang minim itu belum bisa diandalkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga.

Pengamat Sosiologi Universitas Sebelas Maret Drajat Tri Kartono mengatakan, saat para buruh tak bisa memenuhi kebutuhan keluarga itu caranya hanya dua. Yakni, menekan kebutuhan selain kebutuhan dasar seperti pendidikan dan lainnya atau dengan utang.

Dia sempat beberapa kali mendampingi sejumlah buruh yang mengalami perkara utang yang secara logis sudah tidak mungkin bisa mereka lunasi dengan bekerja maksimal di perusahaan itu.

Beberapa catatan memang menunjukkan permasalahan itu dipicu kegiatan konsumtif yang berlebihan. Namun di sisi lain menunjukkan utang itu untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Baca juga:  KOMITE AKSI BURUH TANGERANG BERGERAK MENUNTUT UMK 2019 RP 4,5 JUTA

“Ini yang perlu diperhatikan dinas terkait maupun LSM untuk membantu buruh-buruh yang mengalami persoalan ini. Misalnya dengan memberikan permodalan bagi mereka agar bisa keluar dari lingkaran setan seperti ini,” ujar Drajat Tri Kartono.

Dia melihat demo buruh yang menuntut agar pemerintah memenuhi kebutuhan – kebutuhan dasar itu hal yang wajar. Sebab, kenaikan upah dengan inflasi tak selalu beriringan satu banding satu. Kenaikan harga – harga barang pokok kadang tidak sebanding dengan kenaikan upah buruh sehingga membuat ketimpangan ini makin lebar. Sebab itu, dia mendukung jika buruh atau pekerja mencoba untuk menyuarakan hal tersebut.

Meski demikian dia ragu kebijakan pengupahan ini akan berubah sekalipun buruh atau pekerja melakukan gelombang demo yang cukup besar.

Baca juga:  MEMAHAMI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN STUNTING

SN 09/Editor