​Bicara mengenai sejarah Hari Buruh Internasional (May Day), ada beberapa versi. Salah satunya adalah berdasarkan tragedi Haymarket pada tahun 1886.  Pada saat itu 400 ribu buruh di Amerika Serikat menggelar demontrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja. Aksi yang berlangsung selama 4 hari dari tanggal 1  sampai dengan 4 Mei mengakibatkan beberapa buruh kehilangan nyawa akibat kena tembakan dari Polisi Amerika Serikat yang bermaksud menghentikan aksi tersebut. Bahkan pemimpin gerakan demontrasi tersebut akhirnya ditangkap dan dihukum mati.

Untuk memberi penghormatan dan mengenang peristiwa aksi demontrasi tersebut, Kongres Buruh Internasional yang berlangsung di Jenewa tahun 1886 yang merupakan Kongres buruh internasional pertama dan menetapkan tuntutan pengurangan jam kerja menjadi 8 jam sehari dan tanggal 1 Mei menjadi hari buruh internasional atau May Day. Hal ini di perkuat dengan Kongres Sosialis Dunia pada Juli 1889 yang juga  menetapkan bahwa pada tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional (May Day).

Sejarah lain menyebutkan, bahwa May Day bermula ketika terjadi pemogokan pekerja Cordwainers, perusahaan pembuat sepatu. Dalam kasus ini terungkap fakta bahwa para buruh sepatu tersebut harus bekerja 19-20 jam per harinya. Maka para pekerja Amerika Serikat pada masa itu menuntut pengurangan jam kerja. Perjuangan ini di organisir oleh Peter McGuire seorang pekerja asal New Jersey. McGuire menghimpun kekuatan para pekerja dan pengangguran serta melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan upah lembur bagi pekerja.Tuntutan itu akhirnya menjadi perjuangan kelas pekerja dunia. Konggres internasional mereka di langsungkan di Jenewa, Swiss tahun 1886 dan menetapkan tuntutan pengurangan jam kerja menjadi 8 jam sehari dan juga menetapkan 1 Mei merupakan hari buruh internasional.

Baca juga:  DIPHK GARA - GARA STATUS WHATSAPP

Di Indonesia peringatan hari buruh telah berlangsung sejak tahun 1920. Namun sejak masa pemerintahan Orde Baru hari buruh tidak lagi di peringati di Indonesia. Hal ini di karenakan bahwa aksi peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif karena May day saat itu dikonotasikan dengan ideologi komunis. Setelah Orde baru tumbang peringatan May Day kembali marak. Meskipun 1 Mei bukan hari libur nasional. Kemudian Pemerintah pada tahun 2013 merencanakan tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional dan terealisasi pada tahun 2014. Dan sampai saat ini di Indonesia, peringatan Hari Buruh 1 Mei di peringati dengan melakukan aksi demonstrasi dan berorasi tuntutan kesejahteraan buruh.

Lalu bagaimana pendapat buruh Indonesia sendiri pada saat ini tentang May Day?. Dari beberapa keterangan sejumlah buruh, mayoritas menyatakan bahwa May Day adalah sebuah perayaan kemenangan kaum buruh dalam memperjuangkan jam kerja dan hari libur nasional sehingga mereka lebih memilih menyelenggarakan panggung-panggung hiburan . Ada juga beberapa yang berpendapat May Day adalah peringatan dan bentuk penghormatan perjuangan yang telah di lakukan buruh yang tertuang dalam catatan sejarah dan mereka turun ke jalan berdemonstrasi seperti apa yang di lakukan oleh kaum buruh sebelumnya. Namun tidak sedikit yang menyatakan tidak menegrti May Day itu apa, dan kenapa tanggal 1 Mei di sebut sebagai hari buruh internasional.

Baca juga:  PEDAGANG SENTRA GROSIR CIKARANG PROTES PERPANJANGAN PPKM

Wulan Jateng 2/Editor