SPN News – Jakarta, Sektor manufaktur Indonesia dilaporkan tetap berada dalam fase ekspansi selama 28 bulan berturut-turut. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja sektor manufaktur masih kuat dan mampu bertahan di tengah berbagai tantangan global.
Data dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja di sektor manufaktur juga mengalami kenaikan sebesar 0,89% pada Agustus 2023 menjadi 19,37 juta orang. Kenaikan ini disertai kenaikan upah sebesar 7,3%.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kemenperin SA Cahyanto mengatakan bahwa kenaikan jumlah pekerja manufaktur menunjukkan bahwa sektor manufaktur masih menyerap tenaga kerja baru.
“Ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur masih memiliki daya tarik bagi investor,” kata Cahyanto dalam konferensi pers rilis Indeks Keyakinan Industri (IKI) Januari 2024.
Cahyanto juga menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tetap positif. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 123,8 pada bulan Desember 2023, naik tipis dari posisi bulan November 2023 yang sebesar 123,6.
“Ekonomi masih tumbuh positif meski ada tekanan. Realisasi investasi nasional masih meningkat sekitar 17,5% dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Cahyanto.
Meskipun demikian, Cahyanto mengakui bahwa masih ada tantangan yang dihadapi oleh sektor manufaktur Indonesia, salah satunya adalah PHK yang terjadi di sejumlah pabrik.
“PHK yang terjadi di sejumlah pabrik merupakan dampak dari berbagai faktor, seperti perubahan permintaan pasar, persaingan global, dan efisiensi produksi,” kata Cahyanto.
Cahyanto menegaskan bahwa Kemenperin terus berupaya untuk menjaga daya saing sektor manufaktur Indonesia. Salah satunya dengan mendorong hilirisasi industri dan peningkatan produktivitas.
“Kami juga terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur Indonesia di pasar global,” kata Cahyanto.
SN-01/Berbagai Sumber