Gambar Ilustrasi

Sejumlah pekerja korban PHK, yang kesulitan mengikuti program Prakerja gelombang pertama, berharap pemerintah terlebih dahulu fokus memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari bagi mereka

(SPN News) Jakarta, Pendaftaran gelombang kedua Kartu Prakerja sudah dimulai (20/4). Namun sejumlah pekerja korban PHK, yang kesulitan mengikuti program Prakerja gelombang pertama, berharap pemerintah terlebih dahulu fokus memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari bagi mereka.

Pada pertengahan April, jumlah korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) maupun karyawan yang dirumahkan akibat pandemi menyentuh hampir dua juta jiwa, menurut data Kementerian Ketenagakerjaan.

Pemerintah mengatakan program Prakerja, yang ditargetkan untuk diberikan ke 5,6 juta orang hingga November 2020, akan diprioritaskan bagi mereka yang penghasilan atau pekerjaannya terdampak oleh pandemi Covid-19. Penerima Kartu Prakerja akan menerima uang tunai Rp 600.000 per bulan selama empat bulan dan paket belajar daring sebesar Rp1 juta.

Baca juga:  KOORDINASI BIDANG KEUANGAN ORGANISASI SPN DKI JAKARTA DAN BANTEN

Sebanyak 1,2 juta karyawan mengalami PHK dan dirumahkan di tengah pandemi, Kartu Prakerja dianggap tidak efektif
‘Kami benar-benar lumpuh’: Sejumlah UMKM ‘tutup usaha’, pemerintah diminta ‘dahulukan bantuan bagi usaha strategis’

Namun mendapatkan Kartu Prakerja tidak semudah itu, menurut Sujiani Dwiyanti (39) salah satu korban PHK massal sebuah perusahaan garmen di Jakarta Utara awal April ini. Sujiani bercerita ia mencoba mendaftar untuk mendapatkan Kartu Prakerja di gelombang pertama, yang berlangsung pada 11 April hingga 16 April lalu. Namun harapannya menerima kartu itu kandas karena masalah teknis.

“Saya sudah daftar, tapi pas registrasi itu susah. Saya sudah nyoba enggak bisa-bisa masuk (ke aplikasi). Kayaknya login melulu,” ujar Dwiyanti.

Warga Kabupaten Tangerang ini mengatakan bantuan seperti sembako akan sangat membantu di masa-masa seperti sekarang. Sujiani mengatakan ia berencana mencoba gelombang kedua pendaftaran Kartu Prakerja dan berharap peruntungannya tiba.

Baca juga:  PERTUMBUHAN EKONOMI RENDAH DAPAT MERUBAH BONUS DEMOGRAFI JADI BENCANA

Sementara, di Karawang, Jawa Barat, Gugun Gunawan, 22, desainer di sebuah perusahaan percetakan yang dirumahkan tanpa gaji, berhasil melakukan registrasi Kartu Prakerja.

Namun, saat hasil diumumkan, Gugun gagal menerima kartu tersebut. Laman situs web Prakerja menuliskan ‘Kamu Belum Berhasil’. Gugun menambahkan bahwa saat ini yang ia anggap penting adalah bantuan kebutuhan sehari-hari.

“Kalau saya sih lebih baik bantuan berupa kebutuhan sehari-hari, yang paling penting saja, seperti beras dan telur. Lalu dikelola langsung oleh tim bantuan,” ujar Gugun.

“Jangan lewat aparatur desa dan lain-lain karena sering terjadi di desa saya, ketika ada bantuan dari pemerintah pusat, jarang terbagi rata atau tepat sasaran,” tambahnya.

SN 09/Editor