THR dan gaji ke – 13 PNS dan pegawai swasta pada lebaran kali ini telah meningkatkan industri tekstil
(SPN News) Jakarta, Selama lebaran 2018, industri pertekstilan kembali mencatatkan peningkatan. Tercatat pertumbuhan penjualan sebesar 10% atau setara US$ 800 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 8 miliar.
Ade Sudrajat Usman, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menjelaskan lebaran tahun ini lebih bergairah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut lantaran gaji ke-13 yang diterima pegawai negeri dan pegawai swasta.
Selain itu, menurutnya juga karena ada penghematan yang dilakukan pemudik melalui pembelian bahan bakar minyak (BBM). “Biasanya pemudik menghabiskan uang untuk BBM Rp 300.000,00 – Rp 400.000,00 sekarang hanya Rp 250.000,00. Jadi sisanya dibelikan untuk produk TPT,” ujarnya minggu (24/6). Oleh sebab itu, pada lebaran tahun ini industri pertekstilan Indonesia mampu membukukan penjualan mencapai US$ 800 juta.
Walau begitu, Redma Gita, Sekjen Asosiasi Produsen Synthetic Indonesia (APSyFI) menyatakan industri pertekstilan akan mengalami penurunan setelah lebaran. Hal tersebut melihat penjualan benang filamen yang dicatat APSyFI mengalami penurunan sejak memasuki kuartal II – 2018. “Bulan April sudah mulai turun,” ujarnya.
Sedangkan menurutnya wajar selama lebaran produk tekstil meningkat. Hal tersebut karena penjualan benang filamen lokal juga meningkat juga pada kuartal I, khususnya bulan Maret karena mendekati Hari Raya Idul Fitri. “Untuk produksi jelang lebaran, mereka lakukan pada bulan Maret, jadi kami alami peningkatan penjualan,” jelasnya.
Namun, memasuki kuartal II ini penjualan lokal benang filamen turun sekitar 10% – 15% menjadi sekitar 180.000 ton atau Karenanya, ia memperkirakan industri pertekstilan akan mengalami penurunan pasca lebaran.
Shanto dikutip dari Kontan.co.id/Editor