Anggapan yang meremehkan peran perempuan di dunia kerja sampai saat ini masih kerap terjadi. Walaupun pada kenyataanya banyak perempuan memiliki kualifikasi tinggi yang membuatnya berhasil meraih pencapaian tertinggi dalam karier termasuk sebagai pengambil keputusan. Kualifikasi seperti intelejensi yang tinggi, kemauan bekerja keras, mudah akrab, sampai tingkat ketelitian yang tinggi, dimiliki oleh pekerja perempuan.

Namun, untuk mendapatkan posisi tinggi dalam bisnis dan karier, para perempuan harus berjuang keras dan menempuh cara yang tak mudah. Menurut beberapa penelitian menunjukan pertumbuhan karier perempuan di Indonesia didorong oleh beberapa hal. Di antaranya karena mengedepankan kerja keras, kepercayaan diri dan soft skill. Selain itu pekerja perempuan agar dapat diakui dalam dunia kerja akhirnya melakukan beberapa langkah aktif seperti menerima tanggung jawab yang berbeda, mengikuti pendidikan dan pelatihan bahkan sampai bekerja dengan waktu yang lebih panjang.

Baca juga:  KPK SIMPULKAN PENUNJUKAN KEMITRAAN PROGRAM KARTU PRAKERJA SARAT KEPENTINGAN

Meski perempuan memiliki kemampuan untuk mengembangkan karier, mereka masih mengalami beberapa hal yang menghambat kemajuan kariernya. Ada banyak tantangan yang dihadapi oleh perempuan Indonesia, termasuk untuk mendapatkan kesempatan yang sama seperti pekerja laki-laki lainnya. Perusahaan di Indonesia perlu menyesuaikan fungsi-fungsi sumber daya manusianya untuk sepenuhnya bisa memanfaatkan kemampuan dan kompetensi perempuan Indonesia di tingkat eksekutif.

Hambatan yang sering dihadapi oleh pekerja perempuan dalam meningkatkan kariernya diantaranya : minimnya kesempatan yang diberikan, ketidakjelasan jenjang karier di perusahaan tempat bekerja dan tanggung jawab keluarga seperti mengurus anak dan keluarga sebagai penghambat dalam berkarier.

Karier pekerja perempuan akan terhambat ketika sudah berkeluarga dan punya anak. Hal ini disebabkan karena perempuan kesulitan mengatur keseimbangan waktu antara pekerjaan dan keluarga. Selain itu sering kali muncul tuntutan dari suami yang akhirnya membuat karier pekerja perempuan cenderung melambat dan tak jarang memicu pekerja perempuan untuk berhenti bekerja.

Baca juga:  SIDANG ke- 13 KASUS KRIMINALISASI BURUH

Shanto dari berbagai sumber/Editor