(SPNews)Bogor (27/4/2016) DPC SPN Kota/Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Sukabumi bekerja sama menyelenggarakan Dialog Publik Pra May Day 2016 dengan tema “May Day dan Permasalahan Ketenagakerjaan”. Acara ini diselenggarakan di Ballroom Taman Parahyangan satu Cimahpar Kota Bogor dan dihadiri oleh puluhan pengurus dan anggota dari 4 DPC tersebut dan juga perwakilan dari afiliasi dari KSPI. Yang menjadi narasumber dalam dialog ini adalah Ketua Umum DPP SPN Iwan Kusmawan SH, Mantan Ketua BNP2TKI Muhamad Jumhur Hidayat dan Ribut Santoso dari Litbang KSPI. Ketua DPD SPN Jawa Barat Iyan Sofyan menjadi moderator dalam dialog ini. Tujuan dari dialog ini sebagai counter atas upaya-upaya yang disinyalir di lakukan oleh pemerintah dan pengusaha dalam rangka membendung buruh agar tidak melaksanakan peringatan May Day 1 Mei 2016 di Jakarta.

Dialog yang dimulai pukul 14.00 WIB ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars SPN kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari masing-masing narasumber. Ketua Umum DPP SPN Iwan Kusmawan yang menjadi pembicara pertama mengatakan bahwa “masih banyak buruh di daerah yang dilarang oleh aparat keamanan untuk aksi ke Jakarta, 1 Mei adalah momentum perjuangan buruh, kalau hari buruh dilaksanakan dengan hura-hura bagaimana dengan nasib buruh? SPN tidak pernah menolak kebaikan dari siapapun, jadi kalau mau kerja bakti, berwisata, berolahraga silahkan tetapi tidak boleh dilaksanakan pada tanggal 1 Mei”.

Baca juga:  WAGUB PASTIKAN UMSK JAWA BARAT SEDANG DIBAHAS

Ribut Santoso dari Litbang KSPI menyampaikan “silahkan saja kalau Dinas atau Apindo menawarkan jalan-jalan kepada buruh, tetapi jangan tanggal 1 Mei, rayuan ini sama seperti yang dilakukan oleh penjajah Belanda yaitu “devide et impera” agar buruh tercerai berai. Muhamad Jumhur Hidayat manyampaikan hal yang senada bahwa esensi May Day adalah peringatan dimana buruh banyak mati ditembaki di Amerika Serikat pada tahun 1886, beliau juga menegaskan pentingnya buruh untuk berserikat, karena jumlah buruh yang menjadi anggota serikat pekerja/buruh masih sangat kecil apabila dibandingan dengan jumlah keseluruhan buruh yakni antara 10-15 persen atau 4-5 juta dari jumlah 40-50 juta buruh dari berbagai sektor di Indonesia. Ditegaskan pula oleh tokoh buruh ini bahwa survei telah membuktikan bahwa pabrik-pabrik yang ada serikatnya minim dari penindasan terhadap buruhnya, oleh karena itu perlu lebih ditingkatkan penyadaran akan pentingnya untuk berserikat. Jadi kesimpulannya 1 Mei itu bukan perayaan kemenangan tetapi tonggak bagi perjuangan pergerakan buruh di dalam menuntut hak-haknya untuk hidup sejahtera karena sejatinya pergerakan itu tidak akan pernah usai.

Baca juga:  JAM KERJA MENURUT ATURAN KETENAGAKERJAAN

Setelah pemaparan dari narasumber dialog dilanjutkan dengan tanya jawab dan berlangsung dengan aktratif tetapi mengingat keterbatasan waktu acara dialog ini ditutup pukul 16.15 WIB. Setelah acara dialog pra May Day ini dilanjutkan dengan di Deklarasikannya aksi damai May Day  yaitu :

  1. Kami Serikat Pekerja/Serikat Buruh anggota SPN untuk wilayah Sukabumi, Bogor, Depok sepakat bahwa aksi peringatan May Day 2016 dilakukan secara damai.
  2. Bahwa terkait dengan isu/tuntutan tetap menjadi sebuah komitmen didalam peringatan May Day 2016.
  3. Bahwa aksi tetap akan dilaksanakan di Jakarta depan Gedung DPR/MPR RI.

Untuk itu diminta agar semua peserta aksi untuk tetap menjaga ketertiban, keamanan dan menghindari hal-hal yang akan berdampak buruk terhadap perjuangan kaum buruh.

 

SHANTO/JABAR 6/CoED