Ilustrasi

Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengungkapkan kondisi bioskop selama tak beroperasi pada masa PPKM. Penutupan industri bioskop mengakibatkan sebanyak 15 ribu pekerja terdampak

(SPNEWS) Jakarta, Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin mengungkapkan kondisi bioskop selama tak beroperasi pada masa PPKM. Penutupan industri bioskop mengakibatkan sebanyak 15 ribu pekerja terdampak.

“Untuk kerugian pasti sangat tinggi sekali. Hanya saja ini memang perusahaannya internasional CGV, Cinepolis dan ada XXI dan sayangnya dari pihak mereka tidak ingin kelihatan kerugiannya. Bahkan ada bioskop yang gulung tikar dan tutup beroperasi,” kata Djonny dalam acara Market Review IDX channel, (15/7/2021).

Baca juga:  KEMENSOS SALURKAN BANSOS TUNAI UNTUK ATASI PPKM DARURAT

Menurut Djonny, tercatat data per bulan untuk kerugian setiap satu bioskop mencapai Rp150 Juta. Kemudian selama bioskop tidak beroperasi secara keseluruhan sebesar Rp1 triliun.

“Sebenarnya ada banyak karyawan yang resign bahkan tercatat 15 ribu lebih karyawan tapi belum ada satupun bantuan dari pemerintah entah tidak penting atau diperhatikan yaudah kita jalan saja,” paparnya.

Menurutnya, pemerintah seharusnya lebih menjaga dan melakukan berbagai antisipasi kepada karyawan di sektor atau industri perfilman dan jangan sampai beresiko terhadap penutupan bahkan gulung tikar.

“Kasian jika semuanya kondisinya tutup, ya dampaknya kalau sekarang dibuka standarisasi kita tinggikan lagi. Mereka (karyawan) di manage oleh perusahaan besar, disiplinnya tinggi, konsekuensinya tinggi maka harus diperhatikan lagi,” ungkapnya.

Baca juga:  DUA ANGKA UMK DIUSULKAN DEPEKAB KABUPATEN JEPARA

Meski demikian, Djonny mengaku untuk kapasitas 50 % pada saat pembukaan bioskop sudah lumayan dan harus ditegakkan sehingga kedepan jika pengunjung dan pengelola patuh maka nanti seiring berjalannya pembukaan maka pihaknya meminta untuk dinaikan lagi kapasitasnya.

“Ya kaya sekolah lah intinya nanti pemerintah harus kasih reward dan dinaikan lagi lah kalau di lapangan lancar. karena antusias masyarakat sangat tinggi,” pungkasnya.

SN 09/Editor