Gambar Ilustrasi
Penutupan ini merupakan strategi perseroan dalam menyelematkan bisnis
(SPN News) Jakarta, Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) mempercepat penutupan gerai yang berkinerja kurang baik akibat dari pandemi Covid-19.
CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Department StoreTerry O’Connor mengatakan mengingat terjadinya pandemi COVID-19 serta upaya perseroan untuk merestrukturisasi bisnis, pihaknya akhirnya memutuskan untuk mempercepat penutupan gerai yang berkinerja kurang baik.
“Sampai saat ini, kami telah menutup enam gerai format besar pada tahun 2020. Pada saat yang sama, kami membuka satu gerai baru di Palembang pada Mei 2020, dan dua gerai baru di kota Depok dan Tangerang pada Juli 2020,” ujarnya dikutip dari siaran pers, (1/8/2020).
Penambahan gerai tersebut menjadikan jumlah gerai format besar perseroan menjadi 154 gerai, sehingga perseroan bermaksud mengakhiri tahun ini dengan portofolio sekitar 150 gerai format besar yang menguntungkan.
Terry menambahkan, selama penutupan sementara yang disebabkan oleh pandemi, saluran penjualan daring Matahari menjadi fokus operasional perseroan. Hal ini terlihat dari penjualan dari segmen lain-lainnya yang melonjak 215,85 persen secara tahunan menjadi Rp 778 miliar.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan per 30 Juni 2020 yang diunggah perseroan di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, (30/7/2020), Matahari mencatatkan penurunan pendapatan bersih 62,12 persen secara tahunan menjadi Rp2,25 triliun.
Sepanjang paruh pertama tahun 2020, pertumbuhan same store sales growth (SSSG) tergerus hingga 62,9 persen disebabkan penurunan pos yang sama pada kuartal II/2020 yakni 83,7 persen.
Adapun, berdasarkan segmennya, pendapatan dari penjualan produk eceran di wilayah Jawa masih menjadi penopang bisnis perseroan.
Melalui rilis persnya, manajemen menyatakan pandemi Covid-19 telah secara signifikan berdampak pada operasi emiten berkode saham LPPF tersebut pada kuartal kedua tahun ini.
Sebagai tindak lanjut, emiten yang tergabung dalam Grup Lippo tersebut mengambil langkah pengurangan biaya secara menyeluruh, termasuk upaya untuk memperoleh keringanan sewa, yang telah menghasilkan penurunan pengeluaran operasional sebesar 53,8 persen pada kuartal kedua.
Pada saat yang sama, Matahari meningkatkan pinjaman menjadi Rp 2,07 triliun sebagai dukungan untuk pembayaran kepada pemasok.
SN 09/Editor