Foto Istimewa

Menganggur, tak bisa membayar kontrakan dan puasa bersama keluarga memaksa orang pulang kampung

(SPN News) Bekasi, Kepala Terminal Kota Bekasi, Muhammad Kurniawan mengatakan, dua hari belakangan ini orang yang hendak mudik dari Terminal Bekasi, Jawa Barat, melonjak. Kurniawan mengatakan, peningkatan jumlah warga yang hendak mudik itu mencapai 8 persen dari hari biasa saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah peyebaran wabah Covid-19 berlaku.

Selama PSBB, bus antar kota antar provinsi (AKAP) terisi 15 orang. Namun terjadi peningkatan dua hari belakangan ini. Bus diisi 25 hingga 27 orang.

“Saya lihat sudah ada tiga bus yang jalan, yakni bus ke Tasikmalaya, Cirebon, dan Purwekerto. Bus yang isi 60 penumpang tadi diisi 25 hingga 27 penumpang,” kata Kurniawan, (23/4/2020).

Baca juga:  KETERAMPILAN DIGITAL JADI KEMAMPUAN ESENSIAL DI ERA DIGITAL

Ada beragam alasan orang mudik. Beberapa penumpang yang ditanya Kurniawan mengatakan, mereka mudik untuk jalani ibadah puasa bersama keluarga.

“Tadi sempat nanya, mereka bilang mau puasa di kampung. Takut enggak boleh keluar dari Jakarta kan, makanya sekarang jalannya,” ujar Kurniawan.

Selain itu, ada sejumlah orang yang pulang ke kampung halamannya lantaran dagangannya sepi pembeli di masa pandemi Covid-19 ini. Mereka umumnya bergerak di sektor informal, seperti pedagang kaki lima atau pedagang keliling. Mereka sudah tak punya uang untuk membayar kontrakan.

“Tadi ada tujuh pedagang indomie. Dia bilang sudah enggak kerja karena sepi pelanggan, makanya dia tidak mampu bayar kontrakan,” ujar Kurniawan.

Baca juga:  AKSI UNJUK RASA MIGRAN INDONESIA DAN FILIPINA DI TAIWAN

Mulai Jumat besok masyarakat dilarang mudik dari wilayah Jabodetak. Pemerintah melarang orang mudik jelang Lebaran 2020 demi mencegah penyebaran Covid-19 ke berbagai daerah. Larangan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas, Selasa lalu.

Keputusan larangan mudik tak lepas dari hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang mendata terdapat 24 persen warga masih nekat melaksanakan mudik, meski sudah ada imbauan sebelumnya dari pemerintah untuk tidak melakukan mudik.

SN 09/Editor