Ilustrasi

Womens Days atau hari perempuan internasional diperingati setiap 8 Maret

(SPNEWS) Jakarta,  Hari Perempuan Internasional atau sering disebut International Womens Day diperingati setiap tahun pada tanggal 8 Maret. Peringatan Womens Days Tahun 2022 mengusung tema #BreakTheBias. Tema tersebut dipilih untuk merayakan pencapaian perempuan di seluruh dunia di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

Selama ini, perempuan dari berbagai latar sosial budayanya selalu memiliki bias, stereotip, dan diskriminasi. Akibatnya, kesetaraan gender sulit untuk dicapai. Bias tersebut bisa datang dari mana saja, mulai dari komunitas, tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi, dan lingkungan di sekitar.

Kampanye #BreakTheBias mengajak seluruh masyarakat di dunia untuk berupaya memiliki kesadaran terhadap bias yang selama ini menempel pada perempuan dan berupaya mematahkannya. Kampanye ini diharapkan dapat menjadi ajakan positif baik bagi laki-laki maupun perempuan agar mampu bersikap dengan adil dan menghargai setiap perbedaan yang ada sehingga tercipta dunia yang inklusif.

Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan oleh warga Amerika Serikat pada 28 Februari 1909. Saat itu, Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan Hari Perempuan Nasional pertama. Mereka menghormati pemogokan pekerja garmen yang terjadi setahun sebelumnya, yakni 1908 ketika para perempuan memprotes kondisi kerja mereka. Sebanyak 15.000 perempuan berbaris melintasi New York dan menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, serta hak untuk memilih. Clara Zetkin, seorang aktivis komunis dan advokat untuk hak-hak perempuan untuk Partai Sosialis Demokrat di Jerman, menyarankan pembentukan Hari Perempuan internasional. Dia menyarankan agar setiap negara merayakan Hari Perempuan Internasional setiap tahunnya sebagai upaya untuk menyuarakan tuntutan kolektif perempuan. Untuk merealisasikan idenya tersebut, Clara Zetkin mengusulkannya ke Konferensi Internasional Perempuan Pekerja di Kopenhagen pada 1910.

Baca juga:  KUNJUNGAN DPP SPN DI SALATIGA

Akhirnya, sebanyak 100 perempuan dari 17 negara menyetujui ide tersebut. Clara Zetkin juga dikenal sebagai pelopor Hari Perempuan Internasional. Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada 1911 di beberapa negara, seperti Austria, Denmark, Jerman dan Swiss. Saat itu, mereka merayakannya pada 19 Maret 1911. Lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki melakukan demonstrasi pertama Internastional Womens Day guna menuntut hak-hak perempuan untuk bekerja, mengikuti pemilu, memegang jabatan publik, mengakhiri diskriminasi, dan memperoleh pelatihan. Sementara berdasarkan catatan IWD, jelang Perang Dunia I, pada 1913 – 1914, Hari Perempuan Internasional disepakati untuk dirayakan setiap tahun pada tanggal 8 Maret.

Tak hanya di Amerika, gerakan perempuan juga terjadi di Eropa yang mengadakan demonstrasi melawan perang dan mengekspresikan solidaritas perempuan. Demonstrasi terjadi di Inggris dan Rusia. Hingga pada 1975, Hari Perempuan Internasional secara resmi diakui oleh PBB yang disusul keputusan Majelis Umum untuk merayakan Hari Perempuan Internasional setiap tahunnya mulai dari 1977.

Baca juga:  KASUS COVID-19 INDONESIA LAMPAUI RATA-RATA KASUS DUNIA

Hari Perempuan Internasional selalu mengangkat tema yang berbeda. Awalnya, tema di Hari Perempuan Internasional ini diberikan pada 1996. Saat itu, PBB mengumumkan tema perayaan Hari Perempuan Internasional berupa “Celebrating the past, Planning for the Future”. Di tahun berikutnya, tema yang diusung adalah “Women at the Peace table”. Sementara pada 1998 Hari Perempuan Internasional mengangkat tema “Women and Human Rights” dan “World Free of Violence Against Women” di tahun 1999.

Kini, pada 2022, tema yang diusung oleh International Womens Day adalah #BreakTheBias. #BreakTheBias mengajak seluruh masyarakat di belahan dunia untuk mendobrak bias atau stereotipe yang sering kali melekat pada perempuan. #BreakTheBias diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bersikap adil terhadap perbedaan yang ada di dunia sehingga dapat tercipta kesehataan gender. Sebelumnya, di 2021, tema Hari Perempuan Internasional adalah Choose to Challenge yang bertujuan untuk menyerukan bias dan ketidaksetaraan gender.

SN 09/Editor