(SPNEWS) Sangatta, Unjuk rasa sebagai salah satu cara menyampaikan aspirasi buruh yang bernaung di bawah bendera Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berlangsung aman terkendali.

Berkat koordinasi yang baik antara aparat keamanan yang dimotori pihak Polres Kutim dan jajarannya serta sikap kooperatif pendemo di bawah pimpinan langsung Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kaltim Kornelis Wiriyawan Gatu dan Protus Donatus Kia Ketua SPN Kutim, pada Jumat (25/2)

”Salut untuk mereka yang mampu menjaga ketertiban dan kondusifitas aksinya,” cetus salah seorang warga Sangatta.

Dalam aksi yang diklaim melibatkan 400 an pekerja pria dan wanita dari Kecamatan Sandaran ini, Serikat Pekerja Nasional menyampaikan 24 permasalahan buruh perkebunan yang dilanggar pengusaha dan pernyataan sikap mereka, di antaranya, mendesak Bupati Kutim untuk melakukan evaluasi total seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kutim.

Memanggil Dirut PT Bumi Mas Agro (BMA) untuk pertanggungjawabkan dugaan merger dengan PT Sinergi Agro Industri dan kejelasan status karyawannya.

Minta PT BMA beri perlindungan buruh perempuan dan hak – haknya, mendaftarkan seluruh pekerja sebagai peserta BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan.

Menekankan pentingnya menetapkan status karyawan tetap bagi pekerja yang telah memiliki masa kerja 6 bulan berturut-turut.

Baca juga:  RIDWAN KAMIL AKAN SEGERA TENTUKAN UMK 2021 JAWA BARAT

Berbagai macam tuntutan diungkapkan melalui orasi dan konvoi di sepanjang jalan protokol Sangatta, demikian pula di depan kantor Disnaker Kutim dan bertemu dengan Kadisnaker Abdullah Fauzi dan stafnya.

Selanjut massa bergeser ke Kantor Bupati dan akhirnya tumpah ruah di halaman kantor Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, ditemui Anggota DPRD Komisi D Bidang Kesra dan Ketenagakerjaan Agusriansyah Ridwan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dapil Sangkulirang, Sandaran, Karangan, Kaubun dan  Kaliorang didampingi Plt Sekwan Suroto, Kadisnaker H. Abdullah Fauzi beserta jajarannya

“Mohon maaf saudara- saudaraku, sungguh bukan kebetulan, para pimpinan dan sebagian besar dewan sedang mengikuti jadwal Musrengbang di berbagai kecamatan, namun insya Allah, apa yg menjadi agenda saudara hari ini, silahkan dituangkan di ruang rapat dengan saya, hasil pertemuan kita nanti, akan disampaikan kepada unsur pimpinan sebagai laporan ,” kata Agusriansyah.

Suami Ny. Kamariah ini meminta agar dalam penyampaian nanti, baik itu berupa dokumen ataupun secara lisan disampaikan secara detail dan jelas substansinya agar bisa lebih fokus ke titik penyelesaian masalah. ” Intinya, kan agar tuntutan bisa diterima, karenanya kita fokus ke akar permasalahan. Yakinlah bahwa DPRD itu bersama rakyat, karena kami juga dari rakyat. Jadi tidak mungkin kita berlawanan dengan rakyat,” serunya disambut aplaus pendemo.

Baca juga:  PERNYATAAN SIKAP FORUM REKTOR INDONESIA TERHADAP UU CIPTA KERJA

Dalam rapat dengan Ketua DPD SPN Kaltim Kornelis Wiriyawan Gatu dan Ketua DPC Protus Donatus Kia dan perwakilan Buruh PT BMA itu disampaikan kronologis sebab musabab munculnya aksi demo serta 24 tuntutan pekerja kepada Agusriansyah dan Kadisnaker, dengan harapan pihak Pemkab dan DPRD Kutim dapat memfasilitasi penyelesaian masalah mereka.

“Kami pun sudah menyampaikan sepucuk surat kepada Bupati Kutim agar dapat memberi kami tembusan terkait permintaan untuk memanggil Direktur Utama PT BMA. Kami juga berharap agar pihak DPRD bisa membuatkan rekomendasi sehingga Dirut dan management BMA dapat duduk bersama kami menyelesaikan masalah ini,” beber Kornelis dan rekan-rekannya.

Pada kesempatan itu juga, Agusriansyah meminta agar sebagian besar pekerja kembali ke Sandaran, bila pun ada yang bertahan cukup beberapa perwakilan serikat saja, mengingat banyak wanita dan anak – anak yang turut serta dalam unjuk rasa ini. Usai Jumatan sekitar pukul 16.00wita dengan tertib pendemo berangsur-angsur beranjak tinggalkan halaman DPRD Kutim.