Morowali, SPN News – Karyawan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengeluhkan fasilitas transportasi bus yang bermasalah. Antrean panjang, sistem transit rumit, dan keterlambatan kerja menyebabkan pemotongan gaji serta sanksi. Keluhan ini menunjukkan ketidakpuasan pekerja terhadap sistem transportasi saat ini.
Penyebab Keresahan Karyawan
Banyak perusahaan di PT IMIP menyerahkan pengelolaan bus karyawan kepada manajemen PU sebagai pihak ketiga. Namun, sistem ini gagal mengatasi antrean di halte. Karyawan sering menunggu 30 menit hingga 1,5 jam untuk berangkat atau pulang kerja. Keterlambatan ini membuat pekerja menerima pemotongan poin kinerja atau surat peringatan (SP). Penyebab utama bukan kesalahan karyawan, melainkan buruknya operasional transportasi. Sistem transit mengharuskan karyawan pindah bus di titik tertentu, yang memperpanjang waktu perjalanan. Armada bus juga sering tidak cukup untuk menampung jumlah pekerja, terutama pada jam sibuk.
Dampak pada Kesejahteraan Pekerja
Kondisi ini memicu tekanan besar bagi karyawan. Sanksi akibat keterlambatan yang tidak adil merusak semangat kerja. Banyak pekerja merasa sistem saat ini tidak mendukung produktivitas mereka. Keresahan ini mendorong serikat pekerja untuk bertindak cepat guna mencari solusi.
Perundingan Bipartit sebagai Langkah Maju
PSP Serikat Pekerja Nasional (SPN) PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menggelar perundingan bipartit pada Selasa, 24 September 2025. Pertemuan ini membahas sistem transportasi bus dan menegaskan Perjanjian Bersama (PB) dari aksi 16 Agustus 2025. Poin utama meliputi penghapusan sistem transit dan larangan sanksi bagi karyawan yang terlambat akibat kendala transportasi. Hadir dalam perundingan: Ahmad Ridwan (HRD PT ITSS), Alvin (Supervisor PU PT IRNC), Ketut (HR Payroll PT ITSS), Fikran (Hubungan Industrial PT ITSS), dan Tim Advokasi PSP SPN ITSS.
Tanggapan dan Tantangan
HRD PT ITSS menunjukkan sikap kooperatif dan mendengarkan keluhan pekerja. Namun, manajemen PU bersikukuh bahwa armada sudah cukup dan operasional berjalan baik. Belum ada keputusan final karena PU akan meneliti lebih lanjut untuk menemukan solusi terbaik.
Harapan ke Depan
PSP SPN ITSS menegaskan bahwa perundingan ini memperjuangkan kesejahteraan karyawan. Mereka mendorong penambahan armada bus dan penyederhanaan rute. Solusi ini diharapkan mengurangi stres, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan sistem transportasi yang adil serta efisien. Serikat pekerja berkomitmen mengawal isu ini hingga tercipta solusi yang memuaskan.
(SN-08)