Ilustrasi Masker
Produsen alat pelindung diri atau APD dan masker akan menurunkan kapasitas produksinya tahun ini, karena kelebihan produk yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu.
(SPNEWS) Jakarta, Asosiasi Pertekstilan Indonesia mencatat mayoritas produsen alat pelindung diri atau APD dan masker akan menurunkan kapasitas produksinya tahun ini. Hal itu lantaran kelebihan produk yang terjadi sejak pertengahan tahun lalu.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil Rakhman mengatakan dalam kondisi pandemi saat ini, pabrikan tidak akan bisa melakukan stok produk yang besar. Alhasil, penurunan produksi mau tidak mau akan dilakukan.
“Soal surplus besar APD dan masker memang sudah dari tahun lalu waktu itu kami minta ekspor dibuka dan belanja pemerintah untuk produk lokal. Sekarang ekspor memang sudah dibuka tetapi memang penyerapannya saja yang masih lambat,” katanya (15/02/2021).
Rizal menyebut impor produk APD dan masker juga masih terjadi hingga saat ini. Padahal, jika belanja diprioritaskan untuk produk dalam negeri dan konsumsi dalam negeri, akan dapat mengamankan kelebihan pasokan saat ini.
Belum lagi, jika pemerintah mampu menjadikan Indonesia hub produk APD dan masker untuk pasar global tentu akan sangat membantu produsen.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, saat ini ada 87 pabrikan masker medis dengan utilisasi di level 71,69 persen. Adapun, industri masker medis diramalkan akan memproduksi 3,1 miliar masker medis, sedangkan 129,8 juta digunakan konsumen lokal. Sementara itu, ada 146 pabrikan APD medis sekali pakai dengan utilisasi di mencapai 80,4 persen. Sampai akhir tahun, industri APD medis sekali pakai akan memproduksi 556,8 juta unit, sedangkan 11,74 juta unit akan dipasarkan di dalam negeri.
Pada akhir semester I 2020, Kemenperin mendata ada 16 pabrikan masker kain dengan kapasitas produksi per bulan mencapai 394,8 juta unit. Adapun, industri tekstil seperti masker kain nasional diramalkan akan memproduksi 2,08 miliar unit hingga akhir tahun.
SN 09/Editor