Tukar pengalaman dan informasi tentang ketenagakerjaan antara DPP SPN dan UA Zensen
(SPN News) Jakarta, Sekretaris Jendral UA Zensen Hiromu Kogure bersama Haneo Nakano pada 19/04/2018 berkunjung ke DPP SPN untuk saling bertukar informasi mengenai ketenagakerjaan dan serikat pekerja/serikat buruh. Kedatangan pengurus UA Zensen dari Jepang ini disambut oleh Ketua Umum DPP SPN Iwan Kusmawan S.H beserta pengurus yang lain. UA Zensen adalah serikat pekerja yang memiliki 1,72 juta anggota dari 2.428 affiliasi dari berbagai sektor.
Iwan Kusmawan S.H menyampaikan bahwa sektor Textile, Garment, Sepatu dan kulit (TGSL) trendnya sedang menurun. Saat ini tinggal 6 perusahaan asal Jepang yang ada anggota SPNnya. Sekretaris Umum DPP SPN Ramidi dalam keterangannya menyampaikan bahwa saat ini anggota SPN yang terverifikasi di Kementrian Ketenagakerjaan berjumlah 262.945 orang atau berjumlah 9,7% dari jumlah anggota SP/SB yang berjumlah 2,7 juta dan merupakan Federasi dengan jumlah anggota terbanyak. Sementara itu untuk meningkatkan keanggotaan SPN punya program untuk meningkatkan partisipasi pekerja perempuan dalam serikat pekerja dan tentu saja mengoptimalkan organizer. Selain itu dilakukan pula peningkatan PKB baik secara kuantitas maupun kualitas, melakukan negosiasi terkait struktur dan skala upah serta mengkampanyekan K3.
Ketua Bidang Riset DPP SPN Pramudji Hari Purnama mengatakan bahwa ada 3 kendala yang membuat SP/SB menjadi tidak populer yaitu : 1. Karena upah murah melalui PP No 78/2018, 2. Hubungan kerja terlihat dari 123 juta pekerja, 51 juta adalah pekerja tetap sementara 72 juta lainnya merupakan pekerja kontrak dan outsourcing, 3. Banyaknya federasi SP/SB yang mencapai 115 dan Konfederasi yang berjumlah 14.
Sementara Ketua Bidang Sosial Ekonomi DPP SPN Erlina Subandijah menyatakan bahwa saat ini SPN bersama federasi lain yang tergabung di IndustiALL sedang mengkampanyekan cuti melahirkan selama 14 minggu (Ratifikasi Konvensi ILO 183), soal Tenaga Kerja Asing dan melawan kekerasan berbasis gender.
Dalam pertemuan ini dibahas juga kondisi riil ketenagakerjaan yang terjadi di Indonesia, diantaranya tentang lemahnya pengawas ketenagakerjaan, tenaga kerja asing, pelemahan SP/SB dan lain – lain.
Shanto/Editor