Ilustrasi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa hingga Agustus 2021 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,1 juta orang, turun 670.000 dibandingkan periode yang sama tahun lalu

(SPNEWS) Jakarta, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa hingga Agustus 2021 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,1 juta orang, turun 670.000 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS Margo Yunowo, dalam konferensi pers (5/11/2021), mengatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Indonesia turun menjadi 6,49% pada Agustus tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 7,07%. Angka tersebut diperoleh dari survei angkatan kerja nasional (Sakernas) yang dilakukan oleh BPS. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

BPS juga mencatat bahwa jumlah penduduk usia kerja (>15 tahun) bertambah 2,74 juta orang menjadi 206,71 juta penduduk. Dari jumlah tersebut 140,15 juta merupakan angkatan kerja (bertambah 1,93 orang) dan 66,56 juta orang (bertambah 0,81 juta) bukan merupakan angkatan kerja.

Sementara itu, dari total angkatan kerja tersebut, kurang dari dua per tiga atau hanya 60,12% yang merupakan pekerja tetap sebanyak 84,26 juta orang. Sedangkan 35,37 juta (25,23%) merupakan pekerja paruh waktu, 11,42 juta (8,15%) setengah menganggur dan 9,1 juta (6,49%) orang sisanya masih tidak memiliki pekerjaan.

Baca juga:  JOKOWI MINTA SEMUA GUBERNUR SATU SUARA SIKAPI UU CIPTA KERJA

Berdasarkan struktur lapangan kerja, sektor pertanian masih merupakan yang tertinggi dengan jumlah pekerja 37,13 juta orang, berkurang 1,1 juta dari angka tahun lalu.

Selanjutnya sektor perdagangan dan industri pengolahan masing-masing menyumbang 25,74 juta dan 18,70 juta tenaga kerja, yang mana industri pengolahan juga merupakan penyumbang dengan penambahan tertinggi yakni naik 1,22 juta orang.

BPS juga mencatat bahwa pekerja di sektor formal meningkat menjadi 40,55% atau naik 1,02% poin, terutama pada jumlah buruh/karyawan/pegawai. Sedangkan 59,45% lainnya masih merupakan pekerja di sektor non-formal.

Adapun tingkat pengangguran terbuka (TPT) tertinggi menurut data BPS adalah di Provinsi Riau sebesar 9,91% dan terendah di Provinsi Gorontalo sebesar 3,01%.

Margi juga menambahkan terkait kondisi pengangguran di Indonesia perlu dipahami bahwa munculnya covid-19 menimbulkan disrupsi pada kondisi ketenagakerjaan, akan tetapi dampak tersebut tidak hanya diukur dari besaran TPT, melainkan juga seberapa besar pekerjaan yang hilang akibat pandemi.

Baca juga:  GLOBALISASI VS SOLIDARITAS BURUH: BISAKAH SERIKAT PEKERJA TETAP BERDIRI KETIKA PERUSAHAAN BERMAIN API?

Margo menyebutkan bahwa 21,32 juta (turun 7,80 juta) penduduk usia kerja di Indonesia terdampak akibat pandemi Covid-19.

Margo menambahkan bahwa hingga Agustus tahun ini 1,82 juta orang kehilangan pekerjaan akibat pandemi, berkurang dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 2,56 juta orang.

Dalam konferensi pers tersebut, Margo menyampaikan bahwa jika dilihat dari indikator ketenagakerjaan berdasarkan Big Data (kajian pelengkap untuk data dan statistik sosial) juga memberikan kesimpulan yang serupa.

Adapun indikator big data yang dimaksud adalah jumlah iklan lowongan di situs pencarian kerja Jobs.id yang meningkat dari tahun lalu, serta tren pencarian kerja yang juga turun berdasarkan data Google Trends.

“Secara umum pada masa PPKM jumlah iklan lowongan kerja mengalami penurunan, tetapi jumlah iklan lowongan pada bulan Agustus 2021 masih lebih tinggi dibandingkan dengan Agustus 2020,” ujar Margo.

SN 09/Editor