DPC SPN Kabupaten Tangerang menyelenggarakan seminar capacity and character building 

(SPNEWS) Tangerang, (25/11/2020) Bertujuan mengevaluasi dan membangun integritas organisasi bagi seluruh PSP SPN yang ada di Kabupaten Tangerang, DPC SPN Kabupaten Tangerang menyelenggarakan seminar capacity and character building di Aula Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Painan, Cikupa, Jl. Raya Serang Km. 18,2 Sukanagara, Tangerang.

“Saya tidak bebicara panjang lebar, karena narasumber dari HAIBA Institute sudah ada, kita mulai saja. Untuk yang hadir pagi ini, insyaallah ini adalah mutiara-mutiara perjuangan, karena kalau yang namanya mutiara, mau ditempatkan dimana saja, tidak bisa terkontaminasi dengan hal-hal yang buruk.” Ungkap Ketua DPC SPN Kabupaten Tangerang, Ardi Kurniawan mengemukakan.

Baca juga:  MA MENCABUT PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NO 26/2017

Menurut Ardi, jika dilihat dari sudut pandang DPC, Pimpinan Serikat Pekerja Serikat Pekerja Nasional (PSP SPN) yang ada di Kabupaten Tangerang, perlu adanya Recharge/ pengisian ulang. “Ruhnya dicharge, Semangatnya dicharge. Target Kami (DPC) sebenarnya seluruh Pengurus PSP, cuma karena keterbatasan waktu dan dana akhirnya hanya diundang Ketua dan Sekretaris,” jelasnya.

Dalam sambutannya, Ketua DPC SPN Kabupaten Tangerang berharap, PSP SPN se-Kabupaten Tangerang berkomitmen bersama membangun sebuah pergerakan, memperjuangkan sebuah kesejahteraan. Karena yang diperlukan adalah sebuah komitmen, kesungguhan dan tekad yang bulat dalam berorganisasi.

Dari masa ke masa, siklus organisasi itu perkembangan sangat cepat, disatu sisi media informasi memberikan asupan, tetapi anggota menerima dengan vulgar terlepas kebenarannya pasti ataupun hoax. Hal tersebut disampaikan Ketua DPC SPN Kabupaten Serang saat hadir memberikan tanggapan terkait seminar yang diselenggarakan.

Baca juga:  KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN MEMPERSILAHKAN PT PANARUB INDUSTRY TERUS BEROPERASI DAN MENGINDAHKAN MAKLUMAT KAPOLRI

Lanjutnya, disisi lain ketika pergerakan terhenti, tidak mau memotivasi untuk belajar, lambang frustasi berorganisasi bisa dijumpai saat satu periode atau dua periode tidak dipilih lagi, kemudian mendirikan serikat baru karena dianggap malu untuk kembali kedalam pabrik untuk melakukan sebuah pekerjaan seperti semula, seolah-olah semur hidupnya akan hidup di organisasi.

SN 01/Editor