Pemetaan zona kampanye berbasis KBG perlu dilakukan agar dunia kerja perempuan aman, nyaman dan terbebas dari kekerasan

(SPN News) Bogor, pemetaan zona kampanye berbasis KBG perlu dilakukan agar dunia kerja perempuan aman, nyaman dan terbebas dari kekerasan tersebut. beberapa kasus masih terjadi dibeberapa perusahaan, terutama beberapa perusahaan yang bergerak dibidang tekstil, garmen dan sepatu.

“Hubungan Industrial yang menyebabkan Kekerasan Berbasis Gender (KBG) diantaranya hubungan kerja jangka pendek, Sistem target produksi, Upah murah, Jam kerja panjang serta jam istirahat yang kurang juga Tempat kerja yang tidak aman. Ungkap Wiranta Yudha Ginting dari Asia Floor Wage Alliance dalam pemaparan materinya di workshop KBG, Bogor.

Baca juga:  PELATIHAN MANAJEMEN DAN ORGANISASI SPN 

Motif penghalang pekerja perempuan mendapatkan Keadilan akhirnya memaksa pekerja perempuan mendapat ketidakpastian kerja (kontrak kerja jangka pendek), ketidakamanan bagi pekerja, khususnya pekerja perempuan, terbatasnya keterlibatan perempuan dalam serikat dan perundingan bersama, mekanisme pengaduan keluhan yang tidak efektif.

Menurut Wiranata, mapping atau pemetaan mengakhiri KBG melalui metode Safe Circle mempunyai prinsip-prinsip yang harus diketahui dan dipahami. Diantaranya, Pro-aktif mendukung pencegahan kekerasan berbasis gender atara pekerja, manajemen, brands, Membangun kepemimpinan perempuan.

“Memfasilitasi proses interaksi yang sehat dan seimbang melalui consensus antara pekerja dan supervisor, Merancang dan mencapai tujuan bersama yang dapat diukur, Membangun kemampuan komunikasi semua pihak”, tambahnya.

Sedangkan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengakhiri KBG dengan cara membentuk Safe Circle di semua lini produksi beranggotakan perwakilan pekerja, Merancang dan membangun tujuan bersama dengan mendata daftar perilaku kekerasan sering terjadi bersama serikat dan sepakati dengan pihak manajemen. Juga melakukan Sosialisasi kepada seluruh orang di perusahaan dan nyatakan tidak ada toleransi untuk kekerasan berbasis gender. Serta mengadakan pelatihan untuk anggota Safe Circle (Gender, Kekerasan Berbasis Gender, Kepemimpinan, Komunikasi dan Negosiasi). “Tak kalah penting mengadakanh pertemuan rutin anggota Safe Circle untuk melakuka pengawasan dan evaluasi.” pungkasnya.

Baca juga:  FGD DAN PEMBENTUKAN KOMITE PEREMPUAN SPN JAWA TENGAH

SN 01/Editor