(SPN News) Jakarta, 6 Februari 2017, Presiden KSPI bapak Sa’id Iqbal selepas memimpin aksi unjuk rasa KSPI ke Istana Negara dan Gedung MA, melakukan kunjungan ke Kantor DPP SPN yang beralamat di Gedung ILP Center lantai 4 Jalan Raya Pasar Minggu No 39A Jakarta Selatan. Kedatangan Presiden KSPI ini disambut Ketua Umum DPP SPN bapak Iwan Kusmawan SH beserta jajaran pengurus DPP, Ketua DPD SPN Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Jawa Timur, Kepri dan Sumatera Utara yang memang sengaja datang ke DPP SPN dalam rangka menghadiri Kongres ke 4 KSPI. Adapun Ketua DPD SPN Jawa Barat berhalangan hadir karena masih memimpin aksi unjuk rasa di Bandung terkait pemalsuan tanda tangan Dewan Pengupahan dan isu-isu lain yang diusung dalam aksi KSPI tanggal 6 Februari 2017. Kedatangan Presiden KSPI ke DPP SPN adalah untuk konsolidasi dan kordinasi terkait dengan rencana pelaksanaan Kongres ke 4 KSPI yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 – 9 Februari 2017 di Hotel Grand Cempaka Jalan Letjend Suprapto Cempaka Putih Jakarta Pusat.
Pertemuan ini dimulai sekitar pukul 19.00 WIB, diawali ucapan selamat datang dari bapak Iwan Kusmawan SH yang kemudian memperkenalkan para pengurus DPP dan ketua DPD SPN yang hadir pada pertemuan ini. Beliau juga menjelaskan bahwa selama SPN bergabung lagi dengan KSPI pada bulan Desember 2015 SPN merasakan kebersatuan, solidaritas yang besar dan kuat sehingga bisa melakukan beberapa agenda besar dalam mengawal dan mengkritisi segala regulasi pemerintah yang dianggap merugikan buruh, terutama tentang penolakan terhadap Peraturan Pemerintah NO 78 tahun 2015 Tentang Pengupahan. Semangat kebersatuan itu dapat dirasakan pula di tingkat daerah sehingga dapat beraliansi untuk mengawal regulasi daerah terutama kebijakan penentuan UMP dan UMK. Pada kesempatan ini disampaikan pula kesiapan SPN untuk mengikuti Kongres ke 4 KSPI dan akan berperan secara aktif memberikan sumbangsih pemikiran dan ide-ide agar KSPI bersama-sama afiliasinya menjadi lebih besar.
Selanjutnya bapak Sa’id Iqbal menyampaikan permohonan maaf dan penyelesalannya karena tidak dapat hadir ketika mendapat undangan dari SPN pada saat pelaksanaan MAJENAS atau acara lainnya, tapi semua itu karena memang sedang ada keperluan yang tidak dapat di tinggalkan. Selanjutnya beliau menjelaskan tentang bagaimana peran produksi dari buruh itu yang menyumbang prosentase besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama pada saat pemerintahan SBY yang mencapai 6 presen lebih dan prestasi ini mengalahkan negara-negara di Eropa dan Amerika. Selanjutnya disampaikan pula bahwa kekuatan buruh diluar negeri itu sangat diperhitungkan sehingga dapat menguasai pemerintahan atau paling tidak mempengaruhi kebijakan pemerintah, akan tetapi di Indonesia belum sampai pada tahap itu dan masih membutuhkan waktu dan proses. Terkait dengan Kongres KSPI yang akan dilaksanakan beliau berpesan jangan sampai terjadi kegaduhan apalagi bila hanya karena masalah jabatan saja, hal itu akan sungguh sangat memprihatinkan apa bila terjadi, karena menurut beliau serikat pekerja adalah alat dan kendaraan buruh untuk mencapai kesejahteraan anggota. Jadii tujuan utama adalah mancapai kesejahteraan bukan jabatan, bila yang dikejar adalah jabatan maka yang akan merasakan kesejahteraan itu hanya segelintir orang saja.
Pertemuan ditutup dengan ramah tamah pada pukul 21.00 WIB.
Shanto dari narasumber Makidi Mahen/Coed