Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuatnya menjadi tidak berdaya. Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat maupun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggota atau antar kelompok masyarakat lainnya, konflik itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik yang dapat terkontrol akan menghasilkan integrasi yang baik, namun sebaiknya integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan suatu konflik.

Konflik menurut Robbins adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh terhadap pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pandangan ini menurut Robbins dibagi menjadi 3 yaitu :

  1. Pandangan Tradisional.
    Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Konflik ini suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan diantara orang-orang dan kegagalan pemimpin untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi pada bawahannya tersebut.
  2. Pandangan kepada hubungan manusia.
    Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai sesuatu peristiwa yang terjadi didalam suatu kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena didalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat. Oleh Karena itu konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi tersebut.
  3. Pandangan Interaksionis.
    Pandangan ini menyatakan bahwa mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya suatu konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang koorperatif, tenang, damai dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif dan tidak inovatif. Oleh karena itu, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat dan kreatif.
Baca juga:  SABTU BERKAH DI MASJID AL FURQON BERSAMA SPN

 

Ada 5 jenis konflik dalam organisasi :

  1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang  dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
  2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan (Pengurus dan anggota)
  3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.
  4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
  5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi dan jasa, harga-harga lebih rendah dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi yaitu :

  1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
  2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula.
  3. Perbedaan kepentingan individu atau kelompok.
  4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, dan
  5. Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.

Ada beberapa cara untuk menangani konflik yaitu :

  1. Intropeksi diri.
  2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
  3. Indentifikasi sumber konflik.

Spiegel (1994) menjelaskan ada 5 tindakan yang dapat dilakukan dalam menangani konflik yaitu :

  1. Berkompetisi
    Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas kepentingan yang lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan  jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang-kalah akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
  2. Menghindari konflik
    Tindakkan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menang-kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
  3. Akomodasi
    Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut.
  4. Kompromi
    Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungab baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagina kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang.
  5. Berkolaborasi
    Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama.
Baca juga:  MANFAAT YANG TERABAIKAN DALAM PASAL 52 PERPRES 82/2018 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

Pilihan tindakan ada pada diri sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada serikat pekerja maka kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadi hal yang harus dipertimbangkan.

 

Shanto dari berbagai sumber/Coed