Gambar Ilustrasi
Wabah virus Corona berdampak buruk bagi Industri TPT di Indonesia karena menyebabkan krisis bahan baku
(SPN News) Jakarta, Penyebaran virus corona dinilai berdampak buruk pada industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia, karena pasokan bahan baku dan suku cadang mesin industri garmen dari Cina saat ini sudah terhenti.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan pasokan bahan baku dan suku cadang mesin dari Cina paling cepat akan masuk pada minggu keempat Februari. Adapun, asosiasi menghitung bahan baku maupun suku cadang dari negara lain jauh lebih mahal dari produk asal Negeri Tirai Bambu tersebut.
“Ini menunjukkan sebegitu besarnya ketergantungan kami terhadap Cina. Hikmahnya bisa menyadarkan kami bahwa ketergantungan itu harus bergeser dan jadi peluang untuk bisa diisi oleh (bahan baku) dalam negeri,” kata Sekretaris Jenderal API Jawa Barat Rizal Rakhman (8/2/2020).
Rizal menambahkan pihaknya telah menemukan sumber bahan baku dan suku cadang dari negara lain seperti Korea Selatan dan India. Namun demikian, lanjutnya, harga dari kedua negara tersebut lebih tinggi 30 – 40 persen dari Cina.
Walau pabrikan lokal dapat mengisi seluruh permintaan, ujarnya, harga bahan baku lokal masih lebih tinggi sekitar 30 persen dari bahan baku Cina. Oleh karena itu, Rizal menilai penurunan tarif gas pada awal kuartal II/2020 dapat menurunkan harga bahan baku lokal secara signifikan.
Adapun, Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen (APSyFI) menilai merebaknya wabah virus corona di distrik Wuhan, Cinabisa menjadi peluang pabrikan TPT nasional. Pasalnya, Wuhan merupakan salah satu distrik manufaktur Cina. Dengan kata lain, pasokan produk TPT dari Cinaakan melambat.
“Dalam 30 tahun terakhir, baru kali ini Toyota shutdown produksinya di sana. Karena supply (produk TPT) mereka berhenti, kemungkinan akan ada peluang negara non-Cinagrab mereka punya pasar lagi,” kata Anggota Eksekutif APSyFI Prama Yudha Amdan belum lama ini.
Selain itu, lanjutnya, merebaknya wabah virus corona tersebut bertepatan dengan bulan perayaan Hari Raya Imlek. Seperti diketahui, Cina mengurangi kapasitas produksinya selama satu bulan saat Hari Raya Imlek. Oleh karena itu, Prama meramalkan industri TPT nasional akan mendapatkan berkah Ramadhan mengingat pasokan bahan baku di pasar akan tergantikan dengan bahan baku lokal pada awal kuartal II/2020.
Di sisi lain, Prama menilai fokus regulasi pemerintah saat ini sudah didesain mendukung industrialisasi. Menurutnya, kondisi industri TPT nasional akan membaik selama pemerintah konsisten dalam mengimplementasikan regulasi tersebut.
SN 09/Editor