Ilustrasi PHK

Terdapat 73 ribu dirumahkan dan lebih dari 2.500 pekerja terkena PHK di Bali

(SPNEWS) Bali, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan bahwa ribuan karyawan di Bali dirumahkan dan terkena PHK. Hal itu disampaikan kepada Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Kami izin lapor Bapak Menteri dan Ibu Menteri. Sekarang, yang dirumahkan karyawan sudah lebih dari 73 ribu. Yang di PHK 2.500 lebih. Saya kira, kalau ini masih terus pandemi berlangsung terus mungkin akan bertambah lagi yang mengalami di PHk dan juga dirumahkan. Dan dampaknya tentu akan semakin serius buat perekonomian di Provinsi Bali,” kata Koster di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali (12/9/2020).

Pemprov Bali telah membuka akses wisata domestik sejak 31 Juli 2020 lalu. Sejak saat itu, ekonomi Bali yang mengandalkan lebih dari 50 persen dari pariwisata mulai mengeliat.

Baca juga:  INDAHNYA BERBAGI DI BULAN SUCI DPC SPN KABUPATEN SERANG

Sebelum Covid-19 melanda, pendapatan pajak restoran dan hotel di Kabupaten mencapai Rp 200 hingga Rp 400 miliar. Namun, wisata Bali menyumbang Rp 9 miliar pada Juli dan Agustus telah mencapai Rp11,5 miliar.

“Sejak dimulai aktivitas wisatawan nusantara tanggal 31 Juli yang lalu, saat ini sudah mulai ada tanda-tanda perbaikan (ekonomi) sedikit demi sedikit, per Agustus yang lalu kabupaten Badung saja pajak hotel dan restorannya sudah menjadi Rp11,5 miliar, lumayan meningkat dari bulan-bulan sebelumnya,” imbuhnya.

Menurutnya, hal itu terjadi karena kontribusi kementerian dan lembaga yang aktif menyelenggarakan kegiatan di Bali meski pandemi Covid-19. Dia berharap Kementerian dan lembaga negara juga mengadakan acara di Kabupaten lain di Bali seperti di Kota Denpasar, Gianyar, Klungkung agar pendapatan ekonomi warga merata.

Baca juga:  PEMERINTAH TETAPKAN PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN

“Kami sangat berharap ke depan, karena pandemi Covid-19 ini belum berakhir itu terus ada kegiatan seperti ini (kementerian) untuk membantu perekonomian di Bali yang butuh-butuh sangat lesu,” ujar Koster.

Selain itu, Koster juga menyampaikan suka dan dukanya pariwisata di Bali. Pada saat normal pariwisata menompang perekonomian mencapai 53 persen. Dan kondisi ekonomi langsung menurun drastis sejak pandemi Covid-19. “Sukanya pada saat normal, perekonomian di Bali sangat baik. Karena, wisatawan merupakan penompang utamanya 53 persen lebih dari pariwisata,” ujarnya.

“Dukanya, adalah ketika terjadi pandemi Covid-19 seperti ini maka langsung drop. Sekarang kontraksi pertumbuhannya itu negatif 10,98 persen di triwulan ke dua. Tertinggi negatifnya dibandingkan dengan daerah-daerah lain dan dibandingkan juga dengan DKI Jakarta,” ujar Koster.

SN 09/Editor