(SPNEWS) ​Pelaksanaan Majenas dan Rakernas SPN III yang berlangsung dari tanggal 17  19 Januari 2017 di Medan Sumatera Utara baru saja berakhir. Banyak kesan yang dapat kita peroleh dari penyelenggaraan Majenas dan Rakernas SPN III ini.

Majenas dan Rakernas SPN baru pertama kalinya di selenggarakan di Medan, bahkan menurut Anggiat Pasaribu Ketua DPD SPN Sumatera, Majenas dan Rakernas merupakan event pekerja/buruh tingkat nasional yang pertama di selenggarakan di Medan Sumatera Utara. Dan ini menjadi kebanggaan bagi kami pekerja/buruh di sumatera Utara. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya karangan bunga sebagai ucapan selamat untuk pelaksanaan Majenas dan rakernas SPN III baik itu dari sesama pengurus SP/SB maupun dari stakeholder, total ada 15 karangan bunga ukuran besar yang menghiasi jalan dan tempat acara ini diselenggarakan.

Menginjak pada acara seremonial pembukaan Majenas dan Rakernas SPN III, para delagasi dan peninjau kembali dibuat takjub dengan persembahan acara dari panitia lokal. Persembahan tari Sinanggartulo yang merupakan tarian ucapan selamat datang dari suku Batak dan dibawakan oleh pekerja perempuan SPN sanggup memberikan nuasa yang berbeda dalam pelaksanaan Majenas dan Rakernas kali ini. Tari Sinanggartulo yang kemudian dilanjutkan dengan tarian Gemu Famire membuat semua delegasi dan meninjau berdiri dan menari bersama. Sungguh suatu pembukaan acara yang semarak dan mungkin tidak akan dilupakan oleh para delegasi dan peninjau. Dan tidak hanya dua tarian itu saja tarian selamat datang (tari persembahan Melayu) dan juga tari Serma Dengan-Dengan Simalungun mampu memberikan kesan yang mendalam. Hal ini setidaknya dapat mengobati para peserta yang hadir karena absentnya beberapa tamu undangan penting dalam acara pembukaan ini. Banyak alasan para tamu undangan tidak hadir dalam acara pembukaan ini seperti tamu undangan dari luar negeri maupun Presiden KSPI yang ketinggalan pesawat tetapi masih hadir Dirjen PHI Hayani Rumondang yang mewakili Menaker RI untuk membuka cara ini secara resmi.

Baca juga:  BUDAYA K3 DAPAT MENGHINDARKAN KERUGIAN DI PERUSAHAAN

Majenas dan Rakernas SPN III dalam pelaksanaannya di kembalikan kepada AD dan ART, oleh karena itu dalam pelaksanaannya menjadi berbeda. Dalam Majenas dan rakernas sebelumnya yang menjadi pimpinan sidang adalah Pengurus DPP SPN tetapi pada kali ini untuk sidang Majenas yang menjadi pimpinan sidang dipilih dari delegasi dan dilengkapi oleh anggota SC. Selain itu ada yang unik dalam penyampaian laporan daerah seperti yang dilakukan oleh DPD SPN Kalimantan Timur dan Jawa Barat sehingga bisa memberikan suasana yang berbeda dalam sidang Majenas SPN III kali ini.

Secara keseluruhan memang masih terjadi jadwal acara yang molor karena keterlambatan delegasi, tetapi apabila dibandingkan dengan pelaksanaan Majenas dan Rakernas sebelumnya juga sudah jauh berkurang. Selain itu dalam sidang Majenas maupun rapat Rakernas sudah lebih efisien dan tidak terjadi perdebatan-perdebatan yang tidak perlu karena semangat dari para delegasi yang ingin membawa organisasi ke arah yang lebih baik.

Baca juga:  KETIMPANGAN GENDER MERUPAKAN SALAH SATU PEMICU KEKERASAN PADA PEREMPUAN

Majenas dan Rakernas telah menghasilkan beberapa kesimpulan dan menjadi keputusan di antaranya adalah pembentukan Panja AD dan ART serta Panja RAPBO, ini akan menjadi pekerjaan dan tantangan besar bagi perangkat organisasi baik itu DPP, DPD, DPC maupun PSP untuk melaksanakan semua hasil Majenas dan Rakernas. Harus ada percepatan dalam menyelesaikan setiap permasalahan, harus ada ketegasan dalam menindak setiap pelanggaran, harus ada upaya agar organisasi menjadi lebih terbuka dan transparan, harus ada upaya untuk menyatukan semua kekuatan demi kejayaan organisasi, harus ada upaya untuk memaksimalkan semua potensi, harus ada kemauan dan upaya maksimal agar semua perangkat dan pengurus dapat menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya sehingga SPN akan semakin solid, semakin besar dan tentu saja dapat memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi seluruh anggota dan keluarganya.

Semua harapan dan keinginan itu kembali kepada kita seluruh keluarga besar SPN. Waktu nantinya yang akan menilai kita semua, sejarahlah yang nantinya akan mencatat sejauh mana keberhasilan atau kegagalan kita. Melihat tantangan yang ada sudah saatnya bagi kita untuk menghilangkan semua perbedaan, menyatukan hati, tekad dan tujuan yaitu demi kejayaan SPN serta kesejahteraan seluruh anggota SPN khususnya dan seluruh pekerja/buruh di Indonesia.

Shanto/Coed