(SPNews) Bulan April merupakan bulan yang istimewa bagi perempuan Indonesia, karena dibulan inilah lahir seorang pejuang persamaan hak perempuan yaitu RA Kartini. Semangat RA Kartini telah diwariskan kepada perempuan-perempuan Indonesia dan khususnya perempuan-perempuan SPN. Seperti yang kita ketahui SPN sebagai organisasi serikat pekerja dengan mayoritas anggotanya perempuan tentu saja memiliki banyak kader perempuan yang berpotensi dan memiliki prestasi tersendiri, berikut ini adalah petikan hasil wawancara dengan 3 sosok perempuan SPN yang mungkin bukan yang terbaik tetapi memiliki kontribusi terhadap SPN khususnya dan masyarakat pada umumnya. 3 sosok ini adalah : 1. Tina Setiawati (TS) Wakil Ketua DPC SPN Kabupaten Bogor bidang Sosial Ekonomi/kontributor web SPN, 2. Nurlatifah (N) Wakil Ketua DPD SPN Banten Bidang Pendidikan dan Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan & Anak/Ketua Komite Perempuan SPN Banten/Sekretaris Komite Perempuan Nasional SPN, 3. Yumana Sagala (YS) Bidang Keuangan DPD SPN DKI Jakarta/Ketua Komite Perempuan SPN DKI Jakarta/Wakil Ketua Perempuan Nasional SPN/Ketua PSP SPN PT Kaho Jakarta.
- Apa yang anda ketahui tentang sosok RA Kartini?
TS : RA Kartini merupakan sosok perempuan yang mampu memberikan inspirasi pengembangan diri bagi perempuan Indonesia. RA Kartini memang bukan pahlawan perang yang bertempur mengandalkan fisik, tapi di era itu perempuan begitu terkungkung dalam segala hal terkait kebebasan mengemukakan pendapat. Perhatian beliau tidak hanya pada emansipasi perempuan saja tetapi masalah sosial kemasyarakatan, memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia agar memperoleh hak yang sama dengan lelaki dalam memperoleh pendidikan yang layak.
N : RA Kartini adalah seorang pejuang emansipasi perempuan di Indonesia, kehidupan keluarga bangsawan tidak membuat RA Kartini hidup bermewah-mewah, Kartini justru sibuk memikirkan kaumnya (perempuan Indonesia) supaya bisa mendapatkan pendidikan selayaknya kaum laki-laki pada saat itu serta mampu berbuat lebih banyak lagi. Semangatnya yang begitu gigih untuk memajukan perempuan terangkum dengan jelas dalam karyanya Habis Gelap Terbitlah Terang. Perjuangannya yang mengagumkan akan terus menjadi inspirasi dalam perjuangan perempuan di segala bidang tak terkecuali dalam pergerakan serikat pekerja/serikat buruh.
YS : RA Kartini adalah seorang pejuang perempuan yang mempunyai wawasan dan pemikiran modern, wanita cerdas dan mempunyai semangat yang tinggi untuk memperjuangkan nasib perempuan Indonesia.
- Apa yang bisa anda petik/pelajari dari semangat RA Kartini ?
TS : Bangga dengan semangat Kartini yang mendobrak emansipasi Perempuan. RA Kartini selalu menjadi penyemangat untuk terus maju di tengah perkembangan Zaman, di era yang serba canggih sekarang ini harus bisa menunjukkan eksistensi salah satunya dengan bekerja penuh dedikasi, bertindak spektakuler, bergerak untuk kepentingan yang lebih besar, berani bersuara serta melakukan apa pun yang diinginkan, bukan untuk menyamai kodrat laki-laki tapi menyatakan bahwa perempuan juga punya hak asasi , perempuan mampu melakukan apa yang dilakukan laki-laki. Perempuan harus mempunyai semangat untuk terus maju dan berkembang.
N : Kartini meninggalkan jejak-jejak yang mengagumkan dalam upaya perjuangan kaum perempuan, yang melekat dalam Kartini adalah bahwa meletakkan perempuan itu sebagai makhluk yang paling luar biasa, perempuan bukan makhluk yang lemah dan hanya mampu bertahan dalam keterpurukan dan belenggu adat serta kebiasaan, tapi perempuan diciptakan dalam kecerdasan untuk menentukan pilihan dalam perjuangannya untuk mendapatkan kesetaraan haknya menjadi sama dengan kaum laki-laki.
YS : Kecerdasan, kegigihan dan perjuangan terhadap emansipasi perempuan.
- Apa yang mendorong anda untuk aktif di organisasi serikat pekerja/serikat buruh ?
TS : Awal mulanya saya tidak tertarik dengan SP/SB serta nyamannya posisi kerja saya pada saat itu, namun seiring dengan berjalannya waktu ada perlakuan ketidakadilan yang saya terima, diskriminasi dan banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan terhadap para karyawan di tempat kerja. Bagi saya selain untuk berbagi kebaikan, pengalaman, ilmu pengetahuan dan wawasan. Organisasi adalah alat untuk mewujudkan cita-cita perubahan. Sebuah kebaikan yang tidak terorganisir bisa dengan mudah dikalahkan. Menyadari akan pentingnya organisasi itulah yang kemudian mendorong saya untuk aktif. Setidaknya apa yang saya lakukan selama ini menjadi bukti bahwa menjadi seorang buruh tidak harus menghilangkan sisi sosial kita. Menjadi buruh tidak harus menjadikan kehidupan kita luruh dalam hari-hari yang dipenuhi rutinitas tiada henti “hanya sebatas pergi dan pulang bekerja”.
N : Sebagai pekerja tentunya saya sangat ingin melihat bahwa khususnya pekerja di Indonesia mampu merasakan keadilan yang berimbang dalam menjalani pekerjaannya, dengan melihat masih banyaknya pekerja yang sering diperlakukan tidak layak sebagaimana mestinya, inilah yang mendasari saya untuk terus dapat aktif di serikat pekerja, minimal menjadi orang yang bermanfaat untuk orang di sekitar saya, untuk upaya ikut andil dalam perjuangan pekerja melalui organisasi serikat pekerja.
YS : Awalnya ketika melihat tidak adanya keterlibatan atau keikutsertaan perempuan dalam organisasi serikat pekerja yang di mana anggota mayoritasnya adalah perempuan.
- Menurut anda apa yang menjadi hambatan dalam memperjuangkan hak perempuan ?
TS : Masih banyaknya pekerja perempuan yang belum tahu atau kurang paham dengan apa yang menjadi hak-hak perempuan, adanya diskriminasi dan menomerduakan perempuaan serta ancaman-ancaman PHK, mutasi dan sebagainya sehingga membuat mereka takut untuk mengemukakan pendapat dan berani bersuara. Butuh waktu untuk menyosialisasikan semua itu.
N : Hambatan itu bisa datang dari diri sendiri yaitu kaum perempuan itu sendiri yang memang hanya mau pasrah dan tidak mau mengambil hak-haknya sendiri dalam kata lain ada sebagian perempuan yang hanya nrimo saja dengan keadaan. Hambatan yang kedua bisa dari orang lain atau dari kaum laki-laki misalnya, persoalan perempuan itu tidak dijadikan isu publik sehingga sering kali kita dengar bahwa persoalan perempuan ya hanya menjadi tanggung jawab perempuan saja, tanpa ada upaya penyelesaian bersama, jadi persoalan perempuan bukan hanya dibebankan penyelesaiannya kepada kaum perempuan saja.
YS : Otoritas kekuasaan.
- Apakah keluarga anda mendukung dan dalam bentuk apa ?
TS : Saya terlahir dari keluarga militer, ayah saya seorang tentara dan ibu PNS, beliau berprofesi yang sangat berbeda dengan saya, awalnya ayah tidak pernah mengijinkan saya untuk menjadi seorang aktivis atau aktif di organisasi SP/SB dengan alasan bahwa orang-orang yang tergabung dalam SP/SB adalah para pemberontak, pembuat onar, pembuat kerusuhan yang kerjanya hanya demo dan demo. Secara perlahan saya jelaskan mengapa SP/SB dibutuhkan dana apa perannya, Perjuangan SP/SB yang melindungi anggotanya pada saat perubahan ekonomi yang menyebabkan PHK, menangani masalah pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja, hak-hak pekerja perempuan dsbnya. Lambat laun beliau mengerti bahwa apa yang saya lakukan adalah sebuah kebaikan. Beliau selalu mendukung saya dalam menjalankan tugas-tugas organisasi.
N : Sejauh ini keluarga sangat mendukung dalam upaya-upaya saya untuk aktif di organisasi SP/SB, karena sepanjang hal yang dilakukan itu adalah positif dan juga mampu untuk membagi waktunya saya rasa semua itu tidak ada masalah.
YS : Keluarga mendukung karena dari awal pernikahan kita sudah sama-sama aktif di organisasi jadi ya Bismillah untuk yang lebih baik untuk perempuan.
Demikianlah wawancara yang kami lakukan kepada 3 Kartini SPN semoga akan semakin banyak Kartini-Kartini lain yang akan membuat perubahan bagi perempuan Indonesia…..selamat hari Kartini…Jayalah Perempuan Indonesia…Jayalah Perempuan SPN.
Kontributor/CoED/ED