Foto Istimewa

(SPNEWS) Jakarta, Aksi buruh di Balai Kota DKI Jakarta berakhir ricuh lantaran tuntutannya untuk bertemu Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tidak digubris. Buruh meminta waktu bertemu Heru untuk berdiskusi tentang upah minimum provinsi atau UMP DKI.

Dalam menyampaikan aspirasinya, buruh pun mencoba menerobos barikade hingga merusak pagar dan membakar sampah. Aparat kepolisian yang telah bersiaga pun segera mengambil sikap dan memukul mundur massa untuk meninggalkan Balai Kota DKI.

Polisi bertindak karena massa melakukan perusakan dalam aksinya. Secara perlahan, massa buruh pun mundur perlahan dengan tetap meminta bertemu Heru Budi, Seretaris Daerah (Sekda) DKI Joko Agus Setyono.

Baca juga:  SP/SB MENUNTUT PEMERINTAH DAN PENGUSAHA BERTANGGUNGJAWAB ATAS TRAGEDI DI PT ITSS

Pada saat buruh dan polisi tengah bernegosiasi di jalan Merdeka Selatan, Sekda Joko Agus bersama Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda DKI Sri Haryati; Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Disnakertran) Hari Nugroho; serta Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengecek kondisi di luar gedung Balai Kota.

Hari ini, buruh mengawal penetapan kenaikan besaran nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI 2024. Kaum buruh meminta Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk tetap menaikan upah minimum sebesar 15 persen meskipun dalam rekomendasinya, Pemerintah Provinsi mengajukan kenaikan tiga persen. Angka itu diajukan pada Sidang Dewan Pengupahan Jumat lalu.

SN 09/Editor

Baca juga:  BURUH BANTEN KEMBALI TIDAK DITEMUI GUBERNUR WAHIDIN HALIM