(SPNews) Jakarta, 2 Februari 2017 sekitar pukul 10.00 WIB, Kantor DPP SPN yang beralamat di jalan Raya Pasar Minggu nomor 39A Jakarta Selatan kedatangan seorang tamu yaitu Stephanie Luce seorang Profesor dari The City University of New York Amerika Serikat, dalam Universitas tersebut terdapat Lembaga Penelitian yang bernama The Murphy & Labor Studies. Beliau berkunjung ke DPP SPN ditemani oleh Darisman dan Fahmi Panimbang dari LIPS (Lembaga Informasi Perburuhan Sadane). Kedatangan tamu ini disambut oleh Ketua DPP SPN bapak Iwan Kusmawan SH beserta jajarannya. Tujuan dari kedatangan dari Stephanie selain untuk silaturahim juga untuk belajar tentang gerakan dan dinamika perjuangan buruh khususnya SPN.
Pertemuan dibuka dengan ucapan selamat datang di Kantor Sekretariat DPP SPN oleh Iwan Kusmawan SH yang selanjutnya mempresentasikan tentang profile SPN dari mulai sejarah, tujuan, data vefrifiasi anggota dan visi misi SPN. Kemudian dilanjutkan dengan presentasi Stephani.
“terima kasih presentasinya pak Iwan, ini sangat membantu saya mengetahui lebih banyak lagi tentang SPN” kata Stephani mengawali presentasinya. Selanjutnya dia menjelaskan tentang tujuannya datang ke kantor DPP yaitu: untuk belajar tentang gerakan dan dinamika perjuangan buruh yang ada di Indonesia dan salah satunya adalah dari SPN, karena selama ini dia mengetahui bahwa gerakan buruh Indonesia sangat tinggi khususnya ketika memperjuangkan tentang upahnya apabila dibandingkan dengan Negara Asia lainnya. Stephanie menambahkan bahwa gerakan buruh di Amerika sendiri sekarang ini sudah berkurang dan menurun drastis, maka itu dia sangat terkesan dan penasaran bagaimana bisa dilakukan oleh buruh Indonesia, hal itu yang mendorong dia datang ke Indonesia supaya bisa belajar dan mengetahui secara langsung.
Dalam sesi tanya jawab Stephani menanyakan beberapa pertanyaan, diantaranya “bagaimana cara SPN mengorganisir anggota, apa yang dilakukan oleh SPN terkait dengan kebijakan pemerintah tentang Upah khususnya PP No 78 Tahun 2015 dan tentang apakah upah yang tinggi menjadi pendorong bagi perusahaan untuk melakukan relokasi?”. Pertanyaan ini di jawab langsung oleh Iwan Kusmawan pertama yang dilakukan SPN adalah bagaimana mempertahankan keanggotaan di tengah era kebebasan ini tentunya mempertahankan anggota bukanlah hal yang mudah, yang kedua dengan melakukan penyuluhan, pembinaan dan training kepada anggota dan seluruh perangkat SPN dari PSP sampai DPD yang ada secara berkelanjutan, yang ketiga adalah dengan membentuk Tim organizer Daerah, yang keempat adalah melalui website www.spn.or.id dan jejaring sosial facebook dan BBM serta lainnya karena terbukti pengorganisasian melalui internet lebih efektif. Terkait PP No 78 Tahun 2015 SPN melakukan aksi penolakan terhadap PP tersebut baik SPN sendiri, bersama-sama afiliasi KSPI atau dengan aliansi lain dan menolak adanya upah padat karya. Dan mengenai isu relokasi, tingginya kenaikan upah bukanlah masalah utama pindahnya perusahaan tapi adanya regulasi daerah terhadap kemudahan izin para pengusaha untuk mendirikan usaha. Yang relokasi adalah para pengusaha naka dengan alasan upah tinggi, padahal pengusaha tersebut hanya mementingkan keuntungan sebanyak-banyaknya saja, jadi relokasi adalah akal-akalan pengusaha nakal. Pertanyaan keempat seberapa penting demo/aksi terkait dengan kenaikan? dan dijawab sebenarnya SPN mempunyai tahapan ketika mau melakukan aksi yaitu adanya konsep, lalu Loby setelah dua hal itu tidak ditanggapi maka melakukan aksi, dah sejauh ini dengan aksi adalah cara yang efektif.
Pada sesi akhir Zulkifli menanyakan kepada Stephanie, apa kebijakan Donald Trump terkait kebijakan ekonomi dan impor garment, sepatu, tekstil ?, dan Stephanie menjawab Kebijakan Trump memang sangat menakutkan bagi dunia, tidak hanya masyarakat luar tetapi juga rakyat AS itu sendiri. Masa – masa sekarang adalah masa yg sangat menakutkan, kebijakan Trump akan menciptakan peluang tenaga kerja yang banyak tetapi hal itu tidak menguntung bagi buruh di AS karena peluang kerja yang diciptakan mencakup kontruksi/paralon dll, ada upaya penghancuran serikat pekerja. SP dan aktivis di AS sedang merumuskan aksi untuk melawan kebijakan Trump.
Tim kontributor sempat menanyakan kepada salah satu yang mendamping Stephanie, yakni Darisman (LIPS) tentang kedatangan ke SPN?, sebenarnya dia sudah mengetahui SPN dan beberapa serikat buruh di Indonesia dan dia datang ke Indonesia adalah dalam rangka ingin mengetahui lebih jauh gerakan buruh di sini (Indonesia) dan ingin belajar banyak yang salah satunya adalah dari SPN, itu jawaban singkatnya.
Pertemuan selesai pukul 13.30 WIB.
Shanto dari narasumber Makidi Mahen/Coed