Bogor, 18 Februari 2025 – Serikat Pekerja Nasional (SPN) menggelar pelatihan kemediaan pada 18-20 Februari 2025 di Hotel Bigland, Bogor. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme media SPN dalam menyampaikan informasi kepada anggotanya dan masyarakat luas.
Pelatihan ini dihadiri oleh Sekretaris Umum SPN, Catur Andarwanto, serta beberapa pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) SPN, seperti Agus Rantau, Asep Saepulloh, dan Amri. Sebanyak 20 peserta dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) SPN Jakarta, Jawa Barat, dan Banten turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Ketua Bidang Program SPN, Agus Rantau, membuka secara resmi acara pelatihan ini. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya media SPN dalam menyebarkan informasi yang akurat, transparan, dan bermanfaat bagi anggota. “Kami berharap melalui pelatihan ini, media SPN dapat lebih profesional dalam mengelola dan menyampaikan informasi,” ujar Agus Rantau.
Salah satu sesi dalam pelatihan ini dibawakan oleh Deny Rahman dari SorotRakyat.com, yang membahas strategi koneksi jejaring media sosial. Materi yang disampaikan mencakup pembuatan konten yang unik dan menarik bagi audiens, pemanfaatan hashtag serta tag yang relevan untuk meningkatkan jangkauan, hingga pentingnya monitoring konten secara berkala di berbagai platform media sosial. Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya melakukan evaluasi dan pengukuran kinerja media sosial melalui indikator utama (KPI) serta melakukan penyesuaian strategi berdasarkan hasil evaluasi.
Kahar S. Cahyono dari KSPI turut memberikan materi mengenai peran media dalam membela kaum terpinggirkan. Ia menekankan bahwa media serikat pekerja harus selalu berfokus pada perspektif advokasi dan framing yang mendukung perjuangan pekerja serta kelompok marginal. Selain itu, ia menegaskan pentingnya membuat gebrakan dalam penyampaian informasi agar lebih berdampak.
Dalam paparannya, Kahar juga menjelaskan prinsip dasar media, yaitu:
- Komunikasi sebagai milik bersama,
- Berlipat ganda dalam penyebaran informasi,
- Prinsip bersaing yang sehat dalam penyampaian berita.
Ia juga menggarisbawahi strategi menarik perhatian dalam 8 detik pertama dengan memanfaatkan emosi pembaca, seperti isu yang berkaitan dengan perempuan, makanan, ketakutan, dan agama.
Pelatihan ini mencakup berbagai materi lainnya, termasuk teknik penulisan berita, strategi komunikasi digital, serta pemanfaatan media sosial dalam penyebaran informasi. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan media SPN dapat semakin berkembang dan mampu menghadapi tantangan di era digital.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis bagi SPN dalam memperkuat peran media sebagai alat komunikasi dan advokasi bagi pekerja. Dengan dukungan pengurus dan peserta yang antusias, pelatihan ini diharapkan membawa dampak positif bagi perkembangan media SPN ke depan.
(SN-23)