Ilustrasi

Total kerugian mall adalah 12,8 triliun 

(SPNEWS) Jakarta, pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang luar biasa terasa di berbagai sektor usaha, termasuk usaha pusat perbelanjaan. Pengusaha Mal telah mengalami kerugian triliunan rupiah dan pekerja mal terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Kebijakan pembatasan aktivitas sosial membuat dunia usaha mengalami kelesuan yang signifikan. Salah satu dampaknya dirasakan oleh pengusaha mal dan pekerja mal itu sendiri. Kerugian ditaksir mencapai triliunan rupiah sehingga PHK terpaksa harus dilakukan.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan selama PSBB diterapkan di Jakarta sejak April 2020 hingga saat ini, pihaknya tercatat mengalami kerugian per bulan sekitar Rp 1,8 triliun. Jika ditotal sejak April hingga Oktober menjadi Rp12,6 triliun.

Baca juga:  PERUSAHAAN ANCAM PHK PEKERJA YANG SEBARKAN VIDEO LEDAKAN SMELTER DI PT ITSS

“Potensi kerugian yang dialami pusat perbelanjaan di DKI Jakarta : +/- Rp1,8 Triliun per bulan,” kata Alphonz.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menjelaskan, hingga kini terhitung ada sebanyak 80 ribu pekerja di mal atau pusat perbelanjaan yang tersebar di seluruh Indonesia terkena PHK. Mereka awalnya di rumahkan, namun akhirnya di-PHK juga.

“Jumlah pekerja yang terdampak ada sekitar 80.000 orang. Semakin hari yang dirumahkan semakin sedikit karena beralih menjadi PHK. Angka tersebut dapat dianggap sebagai jumlah PHK,” kata Alphonz.

Kini, beberapa pemilik pun terpaksa menutup usahanya karena tak sanggup lagi membayar beban biaya yang harus mereka tanggung.

Baca juga:  WALAUPUN DITENTANG, SELANGKAH LAGI RUU CIPTA KERJA AKAN DITETAPKAN

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyebut hingga kini pemerintah belum pernah melirik untuk membantu pengusaha mal atau pusat perbelanjaan. Oleh sebab itu, tak perlu heran bila kedepannya akan lebih banyak mall yang tutup.

“Sampai dengan saat ini pemerintah masih belum memberikan bantuan ataupun subsidi untuk membantu kelangsungan usaha pusat perbelanjaan, sehingga tidak mengejutkan jika dalam beberapa waktu terakhir ini sudah mulai terjadi pusat perbelanjaan yang dijual dan ditutup,” kata Alphonz.

SN 09/Editor