Di Indonesia hari raya Idul Fitri lebih sering disebut dengan Lebaran. Kata Lebaran sendiri konon katanya berasal dari kata “Lebar” yang berarti Luas, sehingga lebaran bisa diartikan ‘melebarkan’ atau ‘meluaskan’. Makna kata ‘melebarkan’ adalah memperlebar persaudaraan dengan menyambung dan menjaga silaturahim. Entah sudah berapa ratus tahun kata ‘lebaran’ ini digunakan masyarakat Indonesia untuk menyebut hari raya Idul Fitri, dan nyatanya seringkali lebaran dijadikan moment terbaik untuk menyambung dan menjaga silaturahim.

Dewasa ini silaturahim dapat diwujudkan dalam beragam cara dan bentuk. Mulai dari saling berkirim SMS (pesan singkat) berisi ucapan selamat hari raya dan mohon maaf lahir batin, hingga perjuangan tanpa kenal lelah menuju kampung halaman atau yang biasa disebut mudik.

Tahun 1990an ketika telepon seluler masih menjadi barang mewah, kartu ucapan lebaran menjadi suatu hal yang lazim dipakai. Kartu lebaran begitu booming dan menjadi penyambung silaturahim antar saudara, sahabat, kerabat bahkan sesama relasi bisnis serta mitra kerja. Memang tradisi kartu lebaran belum hilang, namun tidak seramai tahun-tahun sebelumnya karena telah tergantikan oleh pesan singkat melalui telepon seluler. Penggunaan pesan singkat pun mengalami beberapa perubahan. Mulai dari hanya rangkaian kata, di tahun berikutnya sudah bisa ditambahi animasi. Tahun berganti foto dan gambar yang lebih hidup pun bisa terkirim dengan mudah melalui fasilitas MMS. Bahkan sekarang, jarak terasa semakin dekat dengan fasilitas yang semakin baik dengan teknologi 4G sehingga orang sangat lazim untuk melakukan video call.

Baca juga:  BURUH SURABAYA AKAN UNJUK RASA DI 3 PERUSAHAAN

Sebagai pelengkap dari silaturahim, parsel pun sering menjadi pilihan. Dan tentu saja isi parsel itu berubah seiring dengan perjalanan waktu. Jika dulu buah tangan masih berbentuk rantang berisi ketupat beserta sayurnya plus rendang atau opor ayam. Kali ini bingkisan parsel kerap menghiasi ruang tamu sebagian orang. Ini salah satu bentuk kebaikan yang tidak boleh hilang, yakni saling memberi hadiah sebagai salah satu cara pencair kebekuan dan peluntur kekakuan sikap.

Tetapi yang menjadi fenomena khas dari perayaan Lebaran di Indonesia adalah tradisi mudik Lebaran sebagai bagian dari bersilaturahim. Berbagai persiapan dilakukan untuk mudik Lebaran, dari memesan tiket, antri untuk service kendaraan baik sepeda motor atau mobil dll. Tentu saja ini bagian dari persiapan bersilaturahim, agar perjalanan tidak terganggu oleh ulah kendaraan yang tidak diinginkan. Coba lihat sepanjang jalan selama lebaran, mulai dari hari pertama hingga hari ke enam. Mobil bak terbuka (pick up) disulap menjadi mobil angkutan, dipasangi terpal. Mobil box yang biasa untuk mengangkut barang pun dipakai untuk mengangkut anggota keluarga. Begitu juga dengan truk ukuran kecil yang mengangkut lebih banyak orang untuk beranjangsana ke sanak famili yang jauh. 

Baca juga:  BURUH KSPI TUNTUT PEMBATALAN UU CIPTA KERJA DAN KEMBALIKAN UPAH SEKTORAL

Para pemudik ini tidak menghiraukan betapa sulitnya perjalanan mudik, mereka rela berpanas-panasan atau berhujan-hujanan, jalanan berdebu dan macet, mereka tidak menghiraukan itu semua, yang penting mereka bisa bersilaturahim dengan keluarganya di kampung halaman. Sungguh suatu tradisi yang luar biasa, silaturahim bisa membuat orang rela melakukan apapun untuk menjalaninya dan bertemu dengan keluarga adalah merupakan kebahagiaan yang tiada Tara. Selamat berlebaran mohon maaf lahir dan batin.

Shanto dari berbagai sumber/Coed