Ada lima daerah yang ditolak usulannya

(SPNEWS) Surabaya, dalam aksi unjuk rasa buruh di Gedung Negara Grahadi dan Kantor Gubernur Jatim Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tidak menemui massa unjuk rasa. Dalam kesempatan lain mengatakan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang jadi salah satu tuntutan buruh selama aksi, baru akan dirapatkan karena masih menunggu usulan UMK dari 38 bupati/wali kota di Jatim.

“Usulan itu dari kabupaten/kota, malam ini saya mau bahas ini, karena baru hari ini lengkap, sore ini. Kami kalau mau bahas ya nunggu usulan bupati/wali kota itu pasti,” kata Khofifah, di Grahadi (29/11/2021) malam.

Khofifah memastikan bahwa UMK tahun 2022 untuk 38 kabupaten/kota di Jatim akan ditetapkan Selasa (30/11),

“Ya kan tanggal 30 [November 2021]. Baru masuk lengkap sore ini tadi, jadi kami kalau memutuskan SK gubernur kan untuk seluruh kabupaten/kota,” ucapnya.

Baca juga:  KESALAHAN FATAL UU NO 11/2020 CIPTA KERJA

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, Himawan Estu Bagijo mengatakan dari 38 kabupaten/ kota yang telah menyetorkan usulannya, ada lima daerah yang ditolak pihaknya. Alasannya, karena usulan itu belum sesuai regulasi. Yakni lima daerah Ring 1 Jatim, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto dan Pasuruan.

“Dari 38 usulan UMK yang sudah masuk ke kami, lima daerah itu usulan besaran UMK-nya memang masih belum sesuai regulasi,” ucap dia.

Di luar gedung, sejumlah serikat pekerja di Jatim mengancam akan kembali melakukan aksi besar-besaran, Selasa (30/11). Diperkirakan jumlah massa mencapai 50 ribu orang.

“Karena percuma kalau Khofifah gak di sini kami berteriak suara sampai habis tapi aspirasi tidak tersampaikan. Bisa-bisa kami kecolongan kalau Khofifah tidak di Grahadi. Kalau nggak ada buat apa,” kata salah satu orator.

Baca juga:  PELANGGARAN UMK 2018 DI KOTA SAMARINDA

Pada demo hari ini ribuan buruh mempertanyakan keberadaan Khofifah. Massa menuntut agar Gubernur menemui mereka.

Orator itu menegaskan apabila Khofifah tidak menemui buruh, maka mereka akan terus menutup akses, dan tidak bakal berpindah dari depan Gedung Negara Grahadi hingga waktu yang tidak ditentukan.

“Ibu harus mau keluar menemui kami. Nyalakan klakson kalian. Kalau memang Khofifah ada disini dan tidak mau menemui maka kami akan bertahan di sini. Kalau Gubernur tidak menemui kita, semua kendaraan lumpuh,” tegas sang orator.

SN 09/Editor