SPN News, Generasi Z, sebagai motor konsumsi rumah tangga, menghadapi tantangan baru dengan kenaikan PPN menjadi 12% pada 2025. Celios mencatat bahwa pengeluaran Gen Z akan meningkat hingga Rp1,75 juta per tahun akibat kebijakan ini. Dampak tersebut meliputi berbagai barang dan jasa yang mereka gunakan sehari-hari, seperti tiket konser, kopi susu, langganan streaming, dan belanja online.
Kenaikan PPN ini tidak hanya memengaruhi daya beli tetapi juga mendorong perubahan pola konsumsi. Gen Z mungkin mengurangi pengeluaran untuk hiburan, beralih ke gaya hidup hemat (frugal living), atau memilih barang yang lebih murah. Sayangnya, perubahan ini dapat berdampak negatif pada sektor ritel, hiburan, dan industri kreatif yang bergantung pada daya beli generasi ini.
Selain itu, kenaikan PPN juga berkontribusi pada tekanan psikologis. Menurut survei, beban keuangan adalah salah satu pemicu utama gangguan kesehatan mental di kalangan Gen Z. Kombinasi dari kenaikan biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi memaksa mereka untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak, seperti mengurangi tabungan atau menunda investasi jangka panjang.
Kenaikan PPN 12% akan membebani generasi muda yang masih berjuang membangun karier dan kehidupan finansial. Jika daya beli mereka terus tergerus, ini akan memengaruhi sektor ekonomi lainnya, menciptakan lingkaran pelemahan ekonomi yang sulit dipulihkan.