Manado, 25 Oktober 2025 — Perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tahap kedua di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang berlangsung di Manado memasuki hari ketujuh dengan suasana memanas. Ironisnya, ketua dan wakil ketua tim perunding dari pihak pengusaha tidak had.coll tanpa memberikan mandat kepada siapa pun.
Ketidakhadiran ini langsung memicu kekecewaan dan kemarahan dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kabupaten Morowali serta delegasi serikat pekerja lainnya yang hadir dalam forum resmi tersebut.
“Kami menunggu hampir 30 menit tanpa kejelasan. Alasan mereka tidak masuk akal. Jika memang tidak bisa hadir, mengapa tidak memberikan mandat kepada perwakilan lain? Kami datang ke Manado bukan untuk berwisata, tetapi untuk memperjuangkan hak buruh!” — Hamka, Wakil Ketua Bidang Advokasi DPC SPN Morowali
Hamka menilai sikap pengusaha sebagai bukti ketidakseriusan dan rendahnya penghargaan terhadap proses perundingan.
“Kami hadir dengan niat baik dan semangat perjuangan, tetapi pihak pengusaha justru mempermainkan waktu dan proses. Ini adalah pelecehan terhadap perjuangan buruh!” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa SPN dan seluruh delegasi buruh tidak akan tinggal diam.
“Jika mereka terus bersikap seperti ini, jangan salahkan kami jika mengambil langkah tegas. Kami siap menggelar aksi besar-besaran di kawasan PT IMIP,” ancam Hamka.
Nada serupa disampaikan Sahar, delegasi SPN Morowali lainnya. Menurutnya, absennya pimpinan tim pengusaha bukan sekadar kelalaian, melainkan indikasi kuat adanya upaya mengulur waktu dan melecehkan proses perundingan.
“Ini bukan sekadar absen, ini bentuk ketidakpatuhan terhadap komitmen. Jika terus seperti ini, kami akan memanggil seluruh buruh turun ke jalan,” ujar Sahar.
Bagi SPN Morowali, perundingan PKB bukan sekadar formalitas, melainkan ruang perjuangan dan simbol harga diri buruh.
“Jangan mengira karena kami jauh dari Morowali, pengusaha bisa bertindak seenaknya. Kami hanya beberapa orang di sini, tetapi kami solid dan terus berkoordinasi dengan ribuan buruh di Morowali,” tegasnya.
Sebagai penutup, Sahar memberikan peringatan keras:
“Jika pihak pengusaha tidak menunjukkan keseriusan dalam perundingan PKB tahap kedua ini, jangan salahkan kami jika langkah selanjutnya adalah aksi besar di depan perusahaan.”
(SN-08)