(SPN NEWS) Jakarta, 2 Desember 2016 sekitar 50 ribu buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) membaur dengan massa aksi super damai 212 di Jakarta.  Meski sempat mendapatkan larangan dari MABES POLRI dan meminta agar buruh melakukan aksi unjuk rasa dilain hari tetapi akhirnya buruh yang tergabung dalam KSPI tetap melaksanakan aksi unjuk rasa berbarengan dengan aksi super damai 212. KSPI dalam aksi ini menyuarakan beberapa tuntutan diantaranya Cabut PP 78 Tahun 2015, Naikan upah minimum 2017 sebesar 15%-20% dan Tegakan supremasi hukum. Dalam unjuk rasa ini hadir presiden KSPI bung Said Iqbal, sekretaris KSPI bung Rusdi, hadir juga Ketua Umum SPN bung Iwan Kusmawan SH beserta pimpinan-pimpinan Federasi yang tergabung di KSPI.

Baca juga:  RAPAT PEMERINTAH DENGAN KONFEDERASI DAN FEDERASI SP/SB BERAKHIR TANPA KESIMPULAN

Massa aksi mulai berdatangan dari berbagai daerah mulai dari pagi bersamaan dengan massa aksi super damai 212. Menurut penuturan Panglima Komando Nasional Laskar Nasional (PANGKOMNAS) bung Puji Santoso setelah berkoordinasi dengan Panglima Komando Daerah Laskar Nasional (PANGKOMDA) 3 wilayah diperkirakan 5 ribu massa SPN berangkat ke jakarta namun massa aksi buruh tidak bisa berkumpul dalam satu titik yang ditentukan karena terjebak atau harus membaur dengan massa aksi super damai 212.  Meski awalnya akan berunjuk rasa di balai kota jakarta pada akhirnya unjuk rasa dan penyampaian orasi dilakukan di bundaran Tugu Tani. Aksi unjuk rasa dimulai pada pukul 13.00 WIB seusai sholat jumat bersama. Beberapa peserta aksi super damai 212 juga menyampaikan orasinya dimobil komando KSPI bersamaan dengan orasi beberapa pimpinan Federasi.

Baca juga:  SOSIALISASI JAMINAN KESEHATAN SPN KABUPATEN CIREBON

Aksi unjuk rasa bubar pada pukul 15.00 WIB ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan seluruh massa aksi memungut sampah-sampah yang tertinggal sebagai bagian dari aksi sapu bersih untuk menjaga kebersihan.

 

WIBOWO/Coed